Sulsel Terpuruk di PON 2024
Pengurus Cabor: Minimal Rp80 Miliar Jika Sulsel Mau 5 Besar PON 2028
Dengan anggaran tersebut, atlet, pelatih dan official berangkat menuju Pra PON dengan nyaman karena program berjalan.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
Perlu dihitung uang transport per bulan, upah pelatihnya dan mekanik.
Itu di luar kalau mau mengikuti kejuaraan nasional (Kejurnas) dan kompetisi di luar negeri.
Sedangkan cabang olahraga (Cabor) belum berprestasi tetap diberi anggaran, tapi porsinya berbeda.
"Ini harus connect keuangan dan program pembinaan," sebutnya.
Promosi dan Degradasi
Nukrawi menyampaikan, manajemen pembinaan harus diterapkan.
Atlet dan cabor diberlakukan sistem degradasi-promosi.
Kalau atlet dan cabor tak menorehkan prestasi dari kejuaraan diikuti bisa didegradasi.
Kalau tahun depannya baru berprestasi, baru dipromosikan lagi.
"Itu harus dibuat programnya oleh KONI dengan berbagai indikator yang sangat ketat
Menurut Nukrawi, promosi-degradasi ini tak membedakan atlet maupun cabor.
Justru mereka harus menunjukkan prestasi, karena mereka diberikan peluang.
Hal ini pernah diterapkan KONI Sulsel menuju PON XVII Kalimantan Timur 2008.
Hasilnya kala itu Sulsel di peringkat enam. Bahkan, banyak atlet Sulsel tembus Pelatnas.
"Jadi harus ada prioritas dan harus dianalisis dengan baik-baik. Jangan prioritas tanpa kekuatan," terang pria kelahiran Tempe, Kabupaten Wajo ini.
Setelah Prestasi Sulsel Jeblok di PON, Kini Giliran Bonus Nunggak 4 Bulan |
![]() |
---|
Anggaran Habis, KONI Sulsel Terlilit Utang Usai PON 2024 Aceh-Sumut |
![]() |
---|
Nol Rupiah Bantuan Pemprov dan KONI Sulsel, Pengurus Cabor Banting Tulang Biayai Tryout |
![]() |
---|
Peringatan Darurat Olahraga Sulsel: Atlet Pinjam Rp400 Juta ke Bank, Pemprov - KONI Tak Biayai TC |
![]() |
---|
Atlet Sulsel: Jangan Harap 10 Besar di PON Kalau Masih Begini Fasilitasnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.