Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Catat! Ini 4 Rumah Sakit di Makassar Sediakan Obat Malaria

Empat rumah sakit di Makassar bisa menjadi rujukan penanganan malaria dari rumah sakit daerah.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
Shutterstock/Somboon Bunproy
Ilustrasi nyamuk Anopheles, penyebab penyakit malaria. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Dinkes Sulsel) terus bergerak mengentaskan penyakit malaria.

Saat ini, Kabupaten Toraja Utara menjadi perhatian khusus Dinkes Sulsel.

Sebab kasus malaria pada 2024 ini cukup tinggi di Toraja Utara.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulsel, Yusri menjelaskan pihaknya sudah melakukan percepatan penanganan.

"Kalau di Sulsel 24 kabupaten/kota khususnya RS daerah sudah dilakukan pelatihan penanganan malaria," jelas Yusri, Kamis (19/9/2024).

Baca juga: Warga Wajo Sulsel Temukan Jentik Nyamuk Segera Lapor via Aplikasi Go Cantik

"Ketika ada kasus sudah gampang karena sudah ada ditunjuk RS di daerah dan provinsi rujukan untuk kasus malaria," lanjutnya.

Yusri menyebut ada empat rumah sakit di Makassar yang menyediakan obat malaria.

Keempatnya yakni RS Wahidin Sudirohusodo, RS Pelamonia, RS Ibnu Sina dan RS Daya.

Keempat rumah sakit ini bisa menjadi rujukan penanganan malaria dari rumah sakit daerah.

"Tinggal kesadaran kita memberikan informasi terkait kasus malaria. Karena biasa dianggap enteng atau biasa saja," lanjutnya.

Di Toraja Utara periode Januari - September bahkan mencapai 234 kasus.

Sub Kordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Toraja Utara, Yety Bato Payung Allo, mengatakan angka tersebut terbilang tinggi.

Karenanya, Yety mengingatkan agar kasus malaria jangan dipandang sebelah mata.

Namun, dari 228 kasus ini, tidak ada laporan meninggal dunia.

Adapun data tahun 2023, ada 1 kasus kematian akibat Malaria.

"Jangan pandang sebelah mata," ucapnya kepada Tribun Toraja.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit protozoa bernama Plasmodium.

Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi parasit tersebut.

Penularan parasit ini adalah dari nyamuk di banyak daerah tropis dan subtropis. Ketika nyamuk tersebut menggigit, ia menularkan parasit yang menyerang sel darah merah darah.

Di dalam tubuh manusia, parasit Plasmodium akan berkembang biak di organ hati kemudian menginfeksi sel darah merah.

Pasien yang terinfeksi oleh malaria akan menunjukan gejala awal menyerupai penyakit influenza, namun bila tidak diobati maka dapat terjadi komplikasi yang berujung pada kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi, anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja.

Yety menambahkan bahwa pengendalian malaria harus dilakukan secara komprehensif dengan upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

"Jadi perlu kerjasama semua pihak, dimulai dari keluarga, sekolah, kantor-kantor, dan lain sebagainya karena hal ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB)," jelasnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved