Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta 2024

Bolehkah PDIP Pasangkan Anies dan Ahok di Pilkada Jakarta? Simak Penjelasan Putusan MK

Kini PDIP bisa usung sendiri di Pilkada Jakarta  tanpa harus berkoalisi terbuka setelah MK menerbitkan Putusan Nomor 60/PUU-XXII/2024.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). 

Namun konstelasi politik berubah.

Anies yang semula diunggulkan itu kini 'ditendang' PKS dan NasDem yang mengusung Ridwan Kamil dari Partai Golkar.    

Meski politik kian dinamis, PDIP hingga kini belum mengusung calonnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2024.

Terdapat dua sosok yang santer bakal diusung PDIP sebagai Cagub DKI Jakarta, antara lain Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Isu bersamaan bahkan menyebut kekduanya bakal bersandingan di Pilkada DKI Jakarta.

Pencalonan Ridwan Kamil yang sempat menuai polemik karena 'borong tiket' oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) kini dapat berubah.

Anies Baswedan yang sebelumnya kehabisan partai politik dengan perolehan suara 20 persen pada Pileg DPRD DKI Jakarta otomatis punya harapan lewat PDIP

Sebab, berdasarkan putusan MK ini, threshold pencalonan gubernur Jakarta hanya membutuhkan 7,5 persen suara pada pileg sebelumnya.

Adapun PDIP memperoleh 850.174 atau 14,01 persen suara pada Pileg DPRD DKI Jakarta 2024. 

Syarat pengusungan gubernur 

Berdasarkan putusan MK tersebut, partai politik atau gabungan partai politik cukup memenuhi threshold ini untuk mengusung gubernur:

a. provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap sampai 2 juta jiwa harus didukung partai politik/gabungan partai politik dengan perolehan suara paling sedikit 10 persen;

b. provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap 2-6 juta jiwa harus didukung partai politik/gabungan partai politik dengan perolehan suara paling sedikit 8,5 persen;

c. provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap 6-12 juta jiwa harus didukung partai politik/gabungan partai politik dengan perolehan suara paling sedikit 7,5 persen;

d. provinsi dengan jumlah penduduk yang termuat pada daftar pemilih tetap lebih dari 12 juta jiwa harus didukung partai politik/gabungan partai politik dengan perolehan suara paling sedikit 6,5 persen.

Ahok: PDIP tak mungkin usung Anies maju Pilkada Jakarta 2024

Dikutip dari Antara, Ketua DPP Bidang Perekonomian PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengatakan bahwa partainya kemungkinan tidak akan mengusung Anies Baswedan untuk maju Pilkada Jakarta 2024.

"Jadi, kita itu, yang saya tahu, PDI Perjuangan tidak mungkin mengambil orang dari luar selama kadernya siap. Itu sih," kata Ahok di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan bahwa PDIP merupakan partai pelopor dan partai kader, karena itu partai berlambang banteng moncong putih itu selalu mengedepankan kader yang siap diusung untuk maju dalam pilkada.

"Selama ada kader terbaik, itu deretan kader terbaik banyak banget, tidak (bisa) disebut namanya, banyak banget," ujarnya.

Menurut Ahok, partainya akan mengambil sosok di luar PDIP jika memang tidak ada kader yang dianggap mumpuni. Kendati demikian, dia menegaskan PDIP memiliki banyak kader yang mumpuni dan layak diusung.

"Biasanya seperti itu di PDI Perjuangan, kan kita kader dilatih. Kita dididik ya, istilahnya ideologi Marhaenisme Bung Karno, Soekarnois itu bagaimana, kita dilatih," kata Ahok.

Sebelumnya, PDIP memberikan sinyal untuk mengusung Anies Baswedan maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 semakin menguat.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menuturkan bahwa cara bicara Anies Baswedan menarik, kala ditanya mengenai kecocokan dengan PDIP.

“Gaya bicaranya menarik, Mbak Puan (Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP) juga sudah berkali-kali menyampaikan sikapnya,” ungkap Hasto di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis.

Di lain sisi, PDIP juga melakukan komunikasi dengan banyak calon-calon potensial yang ada di Jakarta, seperti mantan Panglima TNI Andika Perkasa yang juga diusulkan sebagai calon di Jakarta.

Ahok siap lawan Ridwan Kamil

Sebelumnya, Ahok menyatakan siap maju melawan Ridwan Kamil dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024 bila mendapatkan rekomendasi partai.

"Kalau sebagai kader kemana pun, kita siap-siap saja, diperintah, ya siap. Kan tugas, nanti tugaskan," kata Ahok di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu.

Ia pun menyerahkan keputusan pencalonan Pilkada Jakarta kepada Tim Desk Pilkada DPP PDIP, Sekjen PDIP dan nantinya akan diputuskan oleh Megawati Soekarnoputri.

Adapun Tim Desk Pilkada PDIP terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain, terutama PKB dan PKS.

"Dari sekjen sama tim pilkada, ya, mereka memang melakukan komunikasi terus dengan beberapa partai terutama dengan PKS dan PKB," ujarnya.

Ahok mengatakan dirinya akan menjalankan apa pun keputusan PDIP. Sebagai kader, dia mengaku selalu menerima dan menjalankan keputusan dan aturan partai.

"Kalau sebagai kader, ini salah satu syarat jadi kader pelopor PDIP itu adalah disiplin berorganisasi. Apapun keputusan dari partai, itu seluruh kader harus taat. Kalau tidak, ya keluar," pungkas Ahok.

Sebelumnya, PDIP tak akan membiarkan Ridwan Kamil, calon yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM) melawan kotak kosong di Pilkada DKI Jakarta 2024.

"Yang jelas PDIP punya kader-kader internal yang potensial. Kita punya Ahok, Bang Rano, itu bisa dipertimbangkan. Selain tadi disampaikan Pak Anies," tambah Ketua DPP Bidang Ideologi dan Kaderisasi PDIP Djarot Saiful Hidayat di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Selasa (13/8).

Di sisi lain, ia mengaku PDIP tak bisa mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur tanpa berkoalisi dengan partai politik lain karena PDIP tak memiliki cukup kursi di DPRD Jakarta.

"Kita perlu kerja sama dengan partai-partai yang lain artinya apa? di Jakarta itu sebetulnya masih banyak potensi pemimpin yang paham dan punya rekam jejak yang baik di Jakarta, ya. Jadi, bukan hanya Ridwan Kamil saja," ucapnya.

Ia mencontohkan Rano Karno yang memiliki pengalaman memimpin Provinsi Banten. Nama Rano Karno turut dipertimbangkan untuk diusung PDIP pada kontestasi Pilkada Jakarta.

Sementara itu, Djarot berkata partainya kini telah membangun komunikasi politik dengan PKB.

"Karena PDIP perlu 7 kursi lagi, ya, kan, 7 kursi lagi paling tidak, ya. PKS misalkan ya, PKS juga butuh 4 kursi lagi, berani tidak misalnya PKS begitu, ya mengusung Pak Ahok misalkan, nah itu luar biasa, misalnya begitu," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved