Pilkada Jakarta 2024
Putusan MK Soal Threshold Untungkan Anies Baswedan dan Hendrar Prihadi, PDIP Langsung Susun Strategi
Berdasarkan putusan MK ini, threshold pencalonan gubernur Jakarta hanya membutuhkan 7,5 persen suara di pemilihan legislatif sebelumnya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Putusan terbaru Mahkamah Konstitusi (MK) untungkan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta dan Hendrar Prihadi.
Anies Baswedan sempat disebut tak lagi punya tiket maju di Pilkada Jakarta 2024.
Namun setelah putusan MK, Anies Baswedan berpeluang besar lagi untuk menjadi orang nomor satu di Jakarta.
Nama Anies Baswedan terus menguat dalam bursa calon gubernur (cagub) dari PDIP, setelah ditinggal NasDem, PKB dan PKS.
Padahal elektabilitas Anies Baswedan belum terkalahkan oleh Ridwan Kamil usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Putusan MK yang mengubah ambang batas (threshold) pencalonan kepala daerah, Selasa (20/8/2024), membuat peluang PDIP usung Anies makin terbuka lebar.
Hal ini berdasarkan Putusan Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang dimohonkan Partai Buruh dan Gelora.
"Mengabulkan permohonan pemohon untuk sebagian," kata Ketua MK Suhartoyo dalam sidang pembacaan putusan yang digelar pada Selasa (20/8/2024).
Dalam putusannya, MK memutuskan bahwa ambang batas pencalonan kepala daerah tidak lagi sebesar 25 persen perolehan suara partai politik/gabungan partai politik hasil Pileg DPRD sebelumnya, atau 20 persen kursi DPRD.
Berdasarkan putusan MK ini, threshold pencalonan gubernur Jakarta hanya membutuhkan 7,5 persen suara di pemilihan legislatif sebelumnya.
Dengan demikian, PDIP yang memperoleh 850.174 atau 14,01 persen suara pada Pileg DPRD DKI Jakarta 2024 bisa berpeluang melaju.
Jalan PDIP yang sebelumnya ditinggalkan di Pilkada DKI lantaran 12 partai telah bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) mengusung Ridwan Kamil-Suswono, sekarang menemui titik terang.
Kini, PDIP yang hanya memiliki 15 kursi dari ambang batas 22 kursi DPRD DKI Jakarta bisa melaju sendiri tanpa perlu partai lain.
PDIP Cari Celah Usung Anies, Siapkan Hendrar Prihadi Cawagub
Sebelumnya, PDIP mengaku tak putus asa meski melalui jalan terjal di Pilkada DKI Jakarta 2024.
PDIP akan berjuang hingga detik-detik terakhir untuk bisa mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur di Pilgub Jakarta 2024.
Menurut, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah, waktu hingga hari pendaftaran Pilkada di 27 Agustus 2024 akan terus dimanfaatkan.
"Kami lagi berupaya sedemikian rupa masih dengan partai-partai lain sebisa mungkin sebelum tanggal 27 kami cari peluang," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Said Abdullah menuturkan, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lah yang dinilai paling kuat dipertimbangkan partainya untuk diusung.
Menurutnya, jika peluang itu bisa terwujud, Anies bakal diduetkan dengan kader PDI-P, yakni Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Hendrar Prihadi.
"Kalau peluangnya dapat kami akan bawa Anies sebagai orang pertama dan Hendi sebagai orang kedua," ujar Said Abdullah.
Said mengklaim, sudah membicarakan hal ini kepada Anies dan Hendrar Prihadi..
Meski demikian, PDIP tak menampik bahwa sebelumnya memang tak mudah untuk mengusung keduannya, sebab tiket pencalonan sudah diborong pasangan Ridwan Kamil-Suswono.
"Tapi kalau toh pada akhirnya kami tidak bisa, katakanlah karena sudah KIM Plus terkonsolidasi, kami tidak punya kawan lagi untuk maju, ya apa boleh buat?" kata Said.
PDIP Gelar Rapat
PDIP belum memberikan pernyataan resmi apakah siap mengusung Anies dan Hendi seperti rencana sebelumnya.
PDIP saat ini tengah menggelar rapat seusai putusan MK yang mengubah syarat pencalonan Pilkada 2024, pada Selasa (20/8/2024) hari ini.
"Tentu kami 02.00 nanti akan rapat DPP membahas Pilkada, Pilkada memang tidak khusus Jakarta tapi semua daerah yang masih ada katakanlah perubahan perubahan sedikit banyaknya," kata Ketua DPP PDIP Eriko Sutarduga kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (20/8/2024).
Eriko memahami putusan MK itu akan mengubah banyak konstelasi politik dalam Pilkada.
"Kalau saya tidak salah nih saya mencoba menduga bahwa kita bisa maju sendiri betul ya? Artinya bisa maju mengusung sendiri pasangan calon yang nah tentu ini kan harus dipertimbangkan," jelasnya.
Hal yang pasti, kata Eriko, elite PDIP nantinya akan menyampaikan kabar baik ini kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Termasuk, kata dia, persoalan figur yang akan diusung dalam Pilkada 2024.
Hasil survei terbaru
Hasil Survei terbaru Pilkada Jakarta 2024 menurut Survei Saiful Mujani Research Center (SMRC), Anies Baswedan unggul jika diadu melawan Ridwan Kamil (RK) maupun Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Dikutip dari Kompas.com, SMRC baru-baru ini merilis Hasil Survei terkait Pilkada Jakarta 2024.
Dalam Hasil Surveinya, SMRC menyatakan, nama Anies Baswedan cenderung lebih unggul jika melawan Ridwan Kamil maupun Ahok pada Pilkada Jakarta 2024.
Peneliti SMRC, Saidiman Ahmad mengatakan, Anies akan unggul jika head to head dengan Ridwan Kamil pada Pilkada Jakarta.
"Kalau hanya ada dua nama ini yang bersaing, Anies Baswedan dapat 42,8 persen, Ridwan Kamil 34,9 persen, dan yang belum tahu 22,3 persen," ucapnya dalam keterangan pers, Minggu (18/8/2024).
Sedangkan dengan Ahok, suara Anies tipis bersaing dengan keunggulan 2,3 persen atau masih di angka margin off error.
Anies disebut unggul 37,8 persen, sedangkan Ahok mencapai 34,3 persen.
Pemilih yang bingung berkisar 28 persen.
"Jika Anies bersaing head to head dengan Kaesang Pangarep, Anies mendapat dukungan 46,5 persen, Kaesang 15 persen dan yang belum tahu sekitar 38,5 persen," ucapnya.
Adapun survei tersebut dilakukan melalui survei telepon terhadap warga Jakarta pada 8-12 Agustus 2024.
Metodologi yang digunakan adalah sampel secara random dari populasi pemilih berusia 17 tahun ke atas atau warga yang sudah menikah.
Sampel sebanyak 500 orang dipilih secara acak dari database tatap muka yang dilakukan SMRC mewakili pemilih Jakarta.
"Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 4,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen asumsi random sampling," tandas Saidiman.
Anies Baswedan Mendominasi Berbagai Simulasi
Selain itu, Indikator Politik Indonesia sebelumnya juga telah merilis elektabilitas tiga sosok calon Gubernur di Pilkada Jakarta 2024, yakni Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, dan Ridwan Kamil (RK).
Berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia pada 18-26 Juni 2024, tiga nama di atas selalu konsisten menempati posisi tiga teratas dalam berbagai simulasi.
Seperti dalam simulasi terbuka atau top of mind, Anies Baswedan berada di posisi teratas disusul oleh Ahok dan Ridwan Kamil.
Anies Baswedan tercatat memiliki elektabilitas 39,7 persen, Ahok 23,8 persen, dan Ridwan Kamil 13,1 persen.
Lebih lanjut, ketiga nama di atas kembali menduduki posisi teratas dalam simulasi semi terbuka yang memiliki pilihan 40 nama.
Anies memiliki elektabilitas 41,7 persen, Ahok 26 persen, dan Ridwan Kamil 15,4 persen.
Hal serupa lalu terus berlanjut dalam beberapa simulasi lain dan posisinya tak pernah berubah. Anies selalu teratas, Ahok posisi kedua, dan Ridwan Kamil posisi ketiga.
“Jadi tiga nama ini selalu berada di peringkat teratas di berbagai simulasi. Mulai dari simulasi terbuka, semi terbuka, 16 nama, 11 nama, 9 nama, 4 nama, dan 3 nama,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi saat memaparkan hasil survei secara daring, Kamis (25/7/2024).
Berdasarkan data itu, Burhanuddin menilai, peluang munculnya kuda hitam dalam Pilkada Jakarta akan sangat minim.
Kalau pun menyempatkan predikat kuda hitam, mungkin julukan itu justru untuk Ahok dan Ridwan Kamil.
Pasalnya, Anies dalam berbagai simulasi selalu berada di posisi teratas.
“Kemungkinan munculnya kuda hitam di luar dari tiga nama teratas ini sangat kecil. Kenapa begitu, karena pilihan warga sudah sangat mengerucut,” ungkap Burhanuddin.
"Jadi kalau mau berharap ada kuda hitam, ya antara Ahok dan Ridwan Kamil. Di luar itu saya rasa cukup berat,” sambung dia.
Berikut ini hasil survei berdasarkan berbagai simulasi yang dilakukan Indikator Politik Indonesia:
Simulasi terbuka atau top of mind:
Anies Baswedan 39,7 persen
Ahok 23,8 persen
Ridwan Kamil 16,1 persen
Simulasi semi terbuka atau 40 nama:
Anies Baswedan 41,7 persen
Ahok 27 persen
Ridwan Kamil 15,4 persen
Simulasi 16 nama:
Anies Baswedan 41,9 persen
Ahok 27,9 persen
Ridwan Kamil 17,3 persen
Simulasi 11 nama:
Anies Baswedan 42,1 persen
Ahok 28,6 persen
Ridwan Kamil 17 persen
Simulasi 9 nama:
Anies Baswedan 42,7 persen
Ahok 29,2 persen
Ridwan Kamil 18,3 persen
Simulasi 4 nama:
Anies Baswedan 43,5 persen
Ahok 30,5 persen
Ridwan Kamil 13,5 persen
Simulasi 3 nama:
Anies Baswedan 43,8 persen
Ahok 32,1 persen
Ridwan Kamil 18,9 persen
Sebagai informasi, penarikan sampel dalam survei ini menggunakan metode multistage random sampling dengan 800 responden berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah.
Margin of error survei sebesar 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Berpeluang Usung Calon Sendiri di Pilkada Usai Putusan Baru MK, PDIP Siap Jagokan Anies-Hendrar?
Dalang Kecurangan di Pemilihan Gubernur Jakarta Diungkap, Pengamat Tak Heran |
![]() |
---|
Hasil Hitung Suara Calon Gubernur Jakarta Terbaru, Pramono Anung Optimis Menang 1 Putaran |
![]() |
---|
Rencana Pendukung Ridwan Kamil di Putaran Kedua Pilkada Jakarta, Penyebab Kekalahan Sudah Diketahui |
![]() |
---|
Cek Fakta: Kubu Ridwan Tolak Kalah di Jakarta, Pramono Unggul Lebih 50 Persen |
![]() |
---|
Curhat Ahok Soal Pilkada Jakarta 2024 Berjalan Aman, Beda Pilkada 2017 saat Dikalah Anies Baswedan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.