Ekonom: Kenaikan PPN Jadi 12 Persen Picu Inflasi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) diwacanakan naik menjadi 12 persen pada tahun 2025.

Saat ini, tarif PPN di Indonesia adalah 11 persen yang berlaku sejak 1 April 2022 lalu.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Abdul Muttalib mengungkap dampak kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen.

Salah satunya yakni dapat menyebabkan harga barang dan jasa meningkat karena biaya produksi yang lebih tinggi akan ditransfer ke konsumen akhir.

“Hal ini bisa memicu inflasi yang lebih tinggi,” katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Kamis (15/8/2024).

Muttalib menjelaskan dengan harga barang dan jasa yang lebih tinggi, daya beli masyarakat bisa menurun. 

Konsumen pun akan mengurangi pengeluaran yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup.

Selain itu, kenaikan PPN bisa memperburuk ketidakmerataan distribusi pendapatan. 

“Masyarakat berpenghasilan rendah akan lebih terdampak karena mereka menghabiskan proporsi pendapatan yang lebih besar untuk kebutuhan dasar,” jelasnya.

Di sisi positif, kenaikan PPN akan meningkatkan pendapatan negara yang dapat digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan program sosial.

Kenaikan PPN juga dinilai dapat mendorong efisiensi ekonomi dengan mengurangi konsumsi barang-barang yang tidak esensial dan meningkatkan tabungan.

Sektor industri, terutama yang memiliki rantai pasok panjang seperti otomotif, akan merasakan dampak signifikan. 

Biaya produksi yang meningkat pun dapat mengurangi daya saing produk dalam negeri.

“Secara keseluruhan, meskipun ada manfaat dari peningkatan pendapatan negara, dampak negatif terhadap daya beli masyarakat dan industri perlu dipertimbangkan dengan serius,” tambahnya.(*)