Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Tunggu Aku di Makassar

Siapa lagi kalau bukan Sheila On 7 yang akan menggelar konser bertajuk “Tunggu aku Di” Pada 10 Agustus 2024 di Makassar.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Tunggu Aku di Makassar
Ist
Babra Kamal, Penggemar Sheila On 7, Akademisi Universitas Teknologi Sulawesi

Pada suatu masa ketika di SMA kami mengadakan perlombaan paduan suara antar kelas-yang biasanya menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, entah usul dari siapa, kami memilih membawakan “Lihat, Dengar dan Rasakan” salah satu lagu Dari album “Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan “.

Bayangkan saja lagu itu dibawakan dengan format paduan suara. Merinding.

Sheila dan Mahfud

Terus terang baru kali ini berani menulis tetang band pujaan saya itu.

Maklum sejak memasuki masa kuliah seorang sepupu yang punya selera musik metal dan keras dengan segera merundung selera musik saya.

Menurutnya musik Sheila terlalu cengeng dan cenderung ke melayu-melayuan.

Adalah sastrawan Mahfud Ikhwan lewat bukunya “Aku dan Film India Melawan Dunia” yang sedikit memberi saya ketegaran melawan penyakit snobisme dan Inferiority complex yang lama menyakiti saya.

Sebuah perasaan yang meyakini karya seni khususnya selera musik dalam negeri dianggap lebih rendah dari musik yang berasal dari Eropa dan Amerika.

Dan Semua tampak semakin jelas ketika di ajang Makassar Internasional Writer Festival (MIWF) yang dihelat beberapa waktu yang lalu.

Saat bedah buku baru Mahfud yang bertajuk “Kepikiran Dangdut Dan Hal Pop Lainnya” membuka mata saya tentang bagaimana pembentukan selera musik di indonesia, yang menurutnya telah selalu dikondisikan dari pusat industri musik itu sendiri, yakni, Jakarta.

Dan begitu berbinarnya saya ketika menemukan tulisan di salah satu bab dalam buku tersebut, ia menulis semacam Tribute untuk Sheila on 7, Maka tersingkir lah seluruh anasir-anasir yang selama ini menghalangi untuk mengapresiasi musik -meminjam frasa Mahfud, buatan tangan anak-anak Indonesia sendiri.

Ada setidaknya tiga hal yang saya catat dari konser Sheila On 7 kali ini di Makassar:

Pertama, kalau ia penggemar Sheila tentu saja ini adalah momen yang cukup lama dinantikan, betapa tidak kesempatan manggung Sheila di Makassar cukup jarang, seingatku pasca pandemi sekali mereka tampil lagi di Makassar itu pun bukan konser tunggal, jadi tentu saja ini semacam pembalasan dendam terhadap kerinduan itu.

Kedua, yang tidak termasuk pada golongan pertama dan saya kira jumlahnya minoritas, adalah mereka yang haus hiburan, pasca pandemi konser-konser musik memang sedang marak dihelat dan hampir reguler, setidak sebulan sekali ada event musik serupa. terutama di kota-kota besar.

Tentu saja itu hal yang menggembirakan karena akan menggairahkan ekonomi kreatif.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved