Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulsel Genjot Ekspor, Bidik 500 Mahasiswa Jadi Eksportir Muda

Plh Kepala Disperindag Sulsel Since Erna Lamba kini menyasar kerjasama ke 28 kampus se-Sulsel.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/FAQIH IMTIYAAZ
Plh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulsel Since Erna Lamba saat memimpin diskusi Eksport Goes To Campus di Aston Hotel Makassar, Rabu (31/7/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Export Goes to Campus jadi ide terbaru Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Selatan (Sulsel).

Disperindag ingin mencetak eksportir baru dari anak-anak muda mahasiswa se-Sulsel.

Diskusi Disperindag Sulsel bersama pihak Kampus se-Sulsel dan pengusaha ekspor pun berlangsung di Aston Hotel Makassar, Rabu (31/7/2024).

Plh Kepala Disperindag Sulsel Since Erna Lamba kini menyasar kerjasama ke 28 kampus se-Sulsel.

"Idenya ekspor goes to campus ini melahirkan eksportir dari Kampus. Disperindag akan menerapkan pentahelix dengan menggandeng 28 kampus targetnya 500 mahasiswa," jelas Since Erna.

Dalam misinya, Disperindag ingin memantik mindset baru anak muda untuk menjadi pengusaha ekspor.

Sebab Sulsel disebutnya memiliki kekayaan alam melimpah bidang pertanian, perikanan maupun perkebunan.

Pengelolaan berkelanjutan dengan strategi bisnis matang disebutnya harus menjadi perhatian untuk memantik ekspor di Sulsel.

"Ada tahapannya, kita buka wawasan mereka. Kita akan evaluasi dari mahasiswa, yang mana tertarik eksportir. Kami akan mendidik mereka," lanjutnya.

Untuk memastikan ide ini berjalan sesuai target, Disperindag Sulsel memikirkan hulu dan hilir.

Pihak pengusaha ekspor dan perbankan pun digandeng membuka jalan lahirnya eksportir baru dari Sulsel.

"Harapan kita idenya seluruh potensi sumber daya alam kita yang dimiliki bagaimana dikelola. Kita akan bina dari tahap awal, kita tingkatkan kapasitas kemudain melatih mereka memahami jadi eksportir," jelasnya.

Since tak menampik saat ini banyak mahasiswa sudah memiliki inovasi produk.

Sayangnya, inovasi itu dinilai masih dalam produksi terbatas.

Lebih jauh belum menjangkau pasar yang lebih luas.

"Misalkan tadi perguruan tinggi punya produk bagus tapi belum punya alat, belum ada HAKI. Kita fasilitasi mereka. Produk hasil akan digandakan lebih besar," katanya.

Wakil Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Prof Hattah Fattah turut menyuarakan upaya UMI dalam melahirkan entrepreneur.

Selama ini, UMI disebutnya bergerak dalam ekspor hasil perikanan. Diantaranya Ikan bandeng, udang dan rumput laut.

Dalam pengelolaannya, UMI melihat masalah di pedesaan yakni lapangan kerja dan urbanisasi.

Sehingga dalam melahirkan pengusaha ekspor baru, UMI menilai peran stakeholder ini penting turun langsung mengelola hasil alam masyarakat.

Hal inilah yang mulai diterapkan UMI.

"Kami memang harap kita datang kesana. Karena kalau mereka ke kota, tidak menyelesaikan masalah. Masalah mereka kan lapangan kerja dan urbanisasi," jelas Prof Hattah Fattah.

"Kita kembangkan sekarang itu potensi ekonomi di pedesaan kita konsolidasi menjadi lembaga ekonomi kemudian jadi inkubator bagi masyarakat. Prinsipnya tidak keluar dari tempatnya," lanjutnya.

Lebih jauh untuk menyukseskan misi ini, Prof Hattah Fattah menitipkan pentingnya perdagangan langsung dari Makassar.

Saat ini perdagangan dinilai masih banyak bergantung di Surabaya.

"UMI InsyaAllah siap, ekspor sedang berjalan. Kita berhara dua sampai tiga bulan kita bisa dapat target 1,7 ton (bandeng) per hari ekspor ke korea," tuturnya.

"Tapi saya liat Dokumen perusahaan itu tidak direct flight. Jadi dikumpul ke Surabaya dulu, lewat surabaya. Semoga ada terobosan baru tidak perlu ke surabaya lagi," lanjutnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved