Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jamaah Islamiyah Bubar

Sepekan Jelang Penggerebekan Gembong Teroris: Ada yang Nyamar Tukang Bakso, Pemulung, Pemburu Burung

Tersembunyi di balik tembok putih pudar dan tangga bambu yang melintang, sebuah rumah di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah menyimpan kisah kelam masa lalu.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM/SIGIT ARIYANTO
Jurnalis Tribun Network, Setya Krisna Sumarga foto di depan sebuah rumah di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, beberapa hari lalu. Di rumah inilah gembong teroris dan buronan Noordin Mohd Top sembunyi hingga ditembak Densus 88 Antiteror Polri. 

Konsumsi air bergalon-galon dalam tempo pembelian yang sering dirasa musykil, karena rumah itu menggunakan air PDAM.

“Tapi ya hanya sebatas bertanya-tanya saja, tidak lebih dari itu,” kata perempuan yang tinggal di blok depan rumah kontrakan tersebut.  

Tanda tanya lain, pintu rumah Susilo itu selalu tertutup rapat.

Meski ada anan-anak sedang belajar mengaji di teras, pintu itu tak pernah terbuka. 

Ia dan sejumlah warga yang tak ingin namanya ditulis, mengatakan penggerebekan Noordin Mohd Top diawali kehadiran orang-orang asing kira-kira sejak sepekan sebelumnya di kampung itu.

Ada yang menyamar jualan keliling cilok, bakso.

Ada yang jadi pencari rongsokan dan sampah plastik.

Ada juga yang pura-pura berburu burung.

Mereka tiap hari mengitari kampung, dan pemburu burung berkeliaran di tanah-tanah kosong belakang rumah kontrakan itu yang masih rimbun dan berbatasan dengan sungai kecil.   

Posisi rumah persembunyian Noordin Mohd Top tampaknya dipilih karena cukup strategis.

Belakangnya kebun kosong posisi melandai ke arah sungai. 

Tidak ada rumah atau bangunan apapun di area itu, hingga batas sungai. Di seberangnya baru masuk wilayah perkampungan Badran. 

Jadi untuk jalur escape atau lari jika terjadi sesuatu cukup ideal. Pintu belakang rumah kontrakan ada di samping kiri, yang juga masih ada lahan sebelum masuk area rumah tetangga. 

Laporan wartawan Tribun Network dari lokasi kejadian pada 17 September 2009 memperlihatkan suasana dan rasa kaget di kalangan warga Kepuh Sari. 

“Seperti mimpi saja. Benar-benar tidak menyangka,” ujar Ny Sulini (34), yang tinggal persis di depan rumah kontrakan Susilo kala itu. 

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved