Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jamaah Islamiyah Bubar

Sepekan Jelang Penggerebekan Gembong Teroris: Ada yang Nyamar Tukang Bakso, Pemulung, Pemburu Burung

Tersembunyi di balik tembok putih pudar dan tangga bambu yang melintang, sebuah rumah di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah menyimpan kisah kelam masa lalu.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM/SIGIT ARIYANTO
Jurnalis Tribun Network, Setya Krisna Sumarga foto di depan sebuah rumah di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, beberapa hari lalu. Di rumah inilah gembong teroris dan buronan Noordin Mohd Top sembunyi hingga ditembak Densus 88 Antiteror Polri. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tersembunyi di balik tembok putih pudar dan tangga bambu yang melintang, sebuah rumah di Mojosongo, Solo, Jawa Tengah menyimpan kisah kelam masa lalu.

Dulu, rumah kontrakan sederhana ini adalah saksi bisu dari persembunyian seorang buronan paling dicari di Indonesia: Noordin Mohd Top.

Bekas lubang peluru yang menghiasi dinding dan jelaga hitam yang membalut langit-langit seakan berbisik tentang malam tragis saat bentrokan sengit antara Densus 88 dan gembong teroris itu terjadi.

Kini, rumah itu berdiri kokoh kembali, namun bekas luka masa lalunya tak pernah benar-benar hilang.

Noordin Mohd Top tewas bersama dua pengikutnya, Gempur Budi Angkoro alias Bagus Budi Pranoto alias Urwah, dan Aji alias Ario Sudarso. 

Urwah alias Gempur Budi Angkoro ini berasal dari Ponpes Darusy Syahadah, Simo , Boyolali. Dia alumni Ponpes Al Mukmin, Ngruki. 

Sedangkan Ario Sudarso alias Aji alias Mistam alias Husamudin, berasal dari Dukuh Kedungjampang, Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah.

Satu lagi korban tewas bernama Adib alias Susilo, pengontrak rumah itu yang saat itu mengaku bekerja sebagai penjaga ternak di Ponpes Al Kahfi Mojosongo. 

Istri Susilo bernama Putri Munawaroh, yang juga ada di dalam rumah yang diserbu, ajaibnya lolos dari maut.

Drama penyerbuan dan perburuan Noordin Mohd Top dan komplotannya di Mojosongo menurut warga setempat, berlangsung sangat dramatis. 

Timeline Jamaah Islamiyah, dari Abdullah Sungkar hingga Organisasi Dipimpin Abu Bakar Baasyir Bubar

Hendri, Ketua RT 03 saat ini, yang membawahi lingkungan rumah itu ingat, penyerbuan terjadi menjelang tengah malam. 

Tapi ia saat itu sedang di lokasi lain berjualan.

Istrinya yang di rumah yang tahu dan pertama kali mendengar bunyi rentetan tembakan. 

Ia awalnya mengira bunyi petasan.

Waktu itu sekira pukul 22.30 WIB. “Saya kira bunyi petasan. Tapi ada tetangga keluarga AURI bilang itu bunyi tembakan,” kata istri Hendri, Kamis (18/7/2024). 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved