Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pertama Kalinya Digelar di Masjid Syekh Yusuf, Begini Cara Jamaah NU Gowa Peringati 10 Muharram 2024

Tausiyah, zikir, dan doa bersama digelar di Masjid Agung Syekh Yusuf Jl Masjid Raya, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Ist
PC NU Gowa zikir dan doa bersama peringati 10 Muharram 1446 Hijriyah di Masjid Agung Syekh Yusuf Jl Masjid Raya, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Rabu (17/7/2024) 

TRIBUN-GOWA.COM - Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Gowa menggelar zikir dan doa bersama peringati 10 Muharram 1446 Hijriyah.

Tausiyah, zikir, dan doa bersama digelar di Masjid Agung Syekh Yusuf Jl Masjid Raya, Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Rabu (17/7/2024)

Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan buka puasa bersama.

Ba'da Isya dilanjutkan dengan makan bersama Jepe' Sura atau bubur.

Ketua Panitia 10 Muharram 1446 H PC NU Gowa, Farid Wajedi mengatakan, kegiatan ini diadakan pertama kalinya di Masjid Agung Syekh Yusuf Gowa.

Baca juga: Apa Itu Tradisi Sapu-sapu Ulu? Dihadiri Indira Yusuf Ismail di Peringatan 10 Muharram

Kata dia, Jepe' Sura diambil dari kisah nabi Nuh ketika kapal sudah selamat dari badai.

"Dimana pada saat itu mengumpulkan buah-buah dan persiapan makanan daj dijadikan bubur untuk dikonsumsi seluruh penumpang kapal Nabi Nuh," jelasnya

Hal tersebutlah menjadi tradisi di Nusantara sejak ratusan tahun.

Sedangkan 10 Muharram memiliki banyak makna syiar-syiar islam yang tersirat di dalamnya.

Sementara Roiz Syuriah PC NU Gowa, Prof Dr KH A Bustani Ilyas MA menerangkan tahun baru islam memiliki banyak makna.

Terutama dalam aspek sejarahnya, religiutas, dan motivasi dalam sejarahnya.

Dijelaskan, Nabi Muhammad SAW Hijrah ke Yasrif pada tahun 622 Masehi bersama pengikutnya mengalami tekanan cukup luar biasa.

"Ummat islam baru memeluk islam apalagi mereka tidak miliki status sosial dalam artian merdeka , mereka mengalami penindasan luar biasa. Dilarikan ke padang pasir yang begitu panas, diseret , terkelupas kulitnya tetapi mereka tetap konsisten mengucapkan La ilaha illallah," katanya

Nabi Muhammad SAW melakukan berbagai upaya untuk bisa hijrah dari Makkah ke Yasrif secara mulus, terkoordinir dan tidak mengalami intimidasi .

"Di sini kita bisa pahami bahwa Nabi Muhammad SAW adalah yang paling dekat dengan Allah SWT tetapi beliau tetap berusaha semaksimal mungkin dengan usahanya," jelasnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved