Bendungan Jenelata
Aliran Air Lebih Luas dari Makassar, Pemprov Fokus Megaproyek Calon Bendungan Terbesar di KTI
Pembangunan infrastruktur tak pernah lepas dari fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Muh Hasim Arfah
Luas aliran ini lebih luas dari Kota Makassar yakni seluas 175,8 kilometer persegi atau 17.580 hektare.
Bendungan ini menjadi yang terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Sementara itu, Pelabuhan Pattiro Bajo di Bone akan naik kelas.
Dari semula Pelabuhan pengumpan bakal dikembangkan jadi Pelabuhan peti kemas.
"Khusus Pelabuhan di Bone rencananya kami mau membangun dermaga peti kemas. Kita menganjurkan perkuat feasibility study dan business plan, sehingga yang dilakukan berbasis kebutuhan lapangan," kata Andi Darmawan Bintang.
Keadaan pelabuhan saat ini menjadi data awal melihat jangka waktu pembangunan.
Saat ini sejumlah dokumen harus segera disiapkan. Terutama terkait peta bisnis jika Pelabuhan Pattiro Bajo sudah bisa melayani peti kemas.
Pengembangan Pelabuhan Pattiro Bajo diinisiasi untuk membuka perdagangan di Pantai Timur Sulsel.
Jalur perdagangan melalui Pantai Timur Sulsel diperhitungkan jadi kekuatan baru Namun terjadi ketimpangan pelabuhan selama ini, mengingat jalur perdagangan laut hanya berpusat di Makassar dan Pare-Pare.
Distribusi perdagangan berputar deras di Sulsel Bagian Barat.
Sementara, Sulsel Bagian Timur tak bisa leluasa menjalankan aktivitas perdagangan akibat tidak adanya pelabuhan barang.
Selama ini, Pelabuhan Bajo di Bone hanya bisa untuk aktivitas penyebarangan orang.
Hal ini dinilai harus ditingkatkan agar bisa membantu perekonomian Kab/kota disekitar.
Pelabuhan logistik sangat penting hadir untuk membuka isolasi Pantai Timur Sulsel.
Sekaligus mengatasi ketimpangan pembangunan Pantai Timur (Teluk Bone) dibandingkan Pantai Barat Sulsel (Selat Makassar) yang telah berlangsung puluhan tahun.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.