Apa itu Fomo? Berikut Pengertian, Sejarah, Gejala, dan Dampaknya
Apa itu FOMO? Kerap kali, netizen menggunakan kata FOMO untuk orang-orang yang kerap mengikuti kegiatan ataupun tren.
FOMO juga dapat menyebabkan pengalaman sosial dan emosional yang negatif, seperti kebosanan dan kesepian.]
Sebuah studi pada tahun 2013 menemukan bahwa FOMO dapat berdampak negatif pada suasana hati dan kepuasan hidup, mengurangi harga diri, serta mempengaruhi afeksi.[
Empat dari sepuluh anak muda dilaporkan sering atau kadang-kadang mengalami FOMO.
FOMO ditemukan berkorelasi negatif dengan usia, meski di sisi lain, FOMO lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita.
- Perilaku
Gejala dari ketakutan akan kehilangan momen yaitu adanya keinginan untuk mengetahui kegiatan orang lain secara terus-menerus.
Penderitanya tidak dapat melepaskan diri dari telepon genggam. Selain itu, timbul perasaan cemas jika belum mengecek akun media sosialnya.
Gejala lain yang timbul adalah kecenderungan untuk berkomunikasi melalui media sosial dan adanya obsesi terhadap status dan postingan orang lain.
Penderita ketakutan akan kehilangan momen juga akan cenderung membagikan informasi mengenai setiap kegiatan yang dilakukannya. Jika sedikit orang yang melihat informasi yang dibagikannya, ia juga akan mengalami depresi.
FOMO berasal dari perasaan kehilangan koneksi sosial atau informasi. Keadaan seperti itu kemudian diikuti oleh kebutuhan atau dorongan untuk berinteraksi secara sosial guna meningkatkan koneksi.
Rasa takut kehilangan tidak hanya menyebabkan efek psikologis negatif tetapi juga telah terbukti meningkatkan pola perilaku negatif.
Rasa takut ketinggalan yang berasal dari koneksi digital berkorelasi positif dengan kebiasaan buruk terutama di kalangan anak muda.
Kebiasaan negatif ini menyita peningkatan waktu nyala layar, memeriksa media sosial selama sekolah, atau mengemudi sambil mengirim SMS.
Penggunaan media sosial di hadapan orang lain dapat disebut sebagai phubbing.
Ketakutan akan kehilangan momen akan berdampak pada rendahnya kesejahteraan psikologis.
Penderita ketakutan akan kehilangan momen cenderung memiliki kesejahteraan psikologis yang bernilai negatif.
Hal ini karena ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran yang ditimbulkannya membuat individu tidak mampu untuk menguasai lingkungan.
Selain itu, individu juga menjadi tidak mampu menjalin interaksi sosial yang positif dengan orang lain dan tingkat penerimaan atas dirinya sendiri menjadi rendah.
Ketakutan akan kehilangan momen juga meningkatkan intensitas penggunaan media sosial. Peningkatan ini menandakan terjadinya kecanduan media sosial.
Fenomena FOMO dapat berdampak:
1. Mempengaruhi kesehatan mental,
2. Pengaruh hubungan sosial,
3. Ganguan financial,
4. FOMO menyebabkan pengalaman sosial dan emosional yang negatif, seperti kebosanan dan kesepian.
5. FOMO berdampak negatif pada suasana hati dan kepuasan hidup,
6. Mengurangi harga diri, dan memengaruhi kesadaran. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.