Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dosen Muda UNM Asri Ismail: Penggunaan Bahasa Menggambarkan Ideologi Seseorang

Dosen muda UNM Asri Ismail mengungkapkan, bahasa yang diutarakan seseorang akan menggambarkan ideologinya.

Penulis: Nur Rofifah Marzuki | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur
Dosen muda UNM Asri Ismail M.Pd dalam program Ngobrol Virtual, Bahasa Indonesia di Tengah Masifnya Bahasa Gaul, Kamis (27/10/2022), program ini disiarkan secara langsung melalui YouTube Tribun Timur. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bahasa Indonesia di tengah bahasa gaul jadi topik utama dalam series ngobrol virtual di Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kelurahan Sambung Jawa, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar, Kamis (27/10/2022).

Program ini disiarkan secara langsung melalui YouTube Tribun Timur.

Guru besar pendidikan bahasa Indonesia UNM, Dr Anshari M Hum dan dosen muda Fakultas Bahasa, Asri Ismail M.Pd hadir sebagai narasumber.

Asri Ismail menuturkan, bulan Oktober ini dirayakan sebagai bulan bahasa.

"Kita bagi-bagi bunga menyelipkan potongan kutipan karya sastrawan, selain itu kita buat story' Instagram untuk mengucapkan bulan bahasa," ujarnya.

Selain itu Guru besar pendidikan bahasa Indonesia, Anshari menjelaskan sosial linguistik masuk kedalam penggunaan bahasa masyarakat termasuk bahasa gaul.

Penggunaan bahasa gaul sekarang bukan lagi dalam komunitas tapi diaplikasikan pada media sosial.

"Diperspektif ilmu ada teori variasi bahasa yakni bahasa slang," tutur Anshari.

Slang adalah bahasa yang digunakan dalam komunitas tertentu yang bersifat rahasia, tapi sekarang sudah berkembang dimedia sosial.

Dosen, Asri Ismail menjelaskan dulu bahasa gaul atau slang digunakan sebagai alat perjuangan.

"Dulu namanya bahasa waliang atau bahasanya dibalik balik misalnya mau sebut bakso itu namanya oskab," tuturnya.

Bahasa yang diutarakan seseorang akan menggambarkan ideologinya.

Terutama dalam pemilihan diksi kata, itu yang menjadi warna dan karakter terhadap ideologi seseorang.

Anshari menjelaskan, bahasa gaul itu tidak merusak bahasa Indonesia.

"Kita tidak perlu skeptis, bahwa bahasa gaul itu merusak bahasa Indonesia, sampai kapanpun tidak bisa merusak karena dia temporer, bisa hilang dan akan muncul bahasa slang baru," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved