Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Sekelumit Kenangan Bersama Tanri Abeng

Kurang lebih pada kurun waktu yang sama, saya juga berteman dengan almarhumah, isterinya.

Editor: Sudirman
Ist
H. Zainal Bintang, Wartawan Senior dan Pemerhati Masalah Sosial dan Budaya 

Saya kebetulan sedang berada di rumahnya. Almarhum nanya,“nal, kamu ada mobil ?”.

Kenapa, tanya saya. “Tolong antar saya ke kompleks perumahan menteri di Widya Chandra”.

Tanpa menunggu, saya langsung mengajak naik ke mobil saya. Waktu itu saya yang nyetir sendiri. Tidak pakai sopir.

Hanya kami berdua. Dalam hati saya was – was ada pemeriksaan polisi. Karena saat itu sedang gencar – gencarnya peraturan setiap mobil harus berpenumpang tiga orang. Tidak boleh hanya dua orang. Kecuali, satu orang, yang menyetir. 

Tapi, dalam hati saya sudah siap dengan jawaban yang telak kepada petugas. “Penumpang saya ini menteri, lho, pak!”, kata saya dalam hati. Tapi untung tidak ada pemeriksaan. Mungkin, karena pagi itu gerimis sedang turun di Jakarta. 

Dalam perjalanan, saya menggoda Abeng. Mengingatkaan suatu kejadian di Makassar “tempo doeloe”. “Beng, anda ini tidak pernah berhenti minta tolong mobil dari saya”. Abeng kaget, dia menoleh keheranan.

Sebelum dia ngomong, saya sudah nyambung, “Dulu, ketika anda pertama kali pulang ke Makassar dari Amerika, Ida juga pinjam mobil saya”. Kami ke bandara, tapi, waktu itu Abeng tidak jadi datang, tidak dapat kursi. Pesawatnya kecil. Namanya Convair.

Berpenumpang cuma 37 orang. Kursinya semua diisi pejabat dan tokoh berpengaruh. Sebagai pelajar tentu saja Abeng tidak dapat kursi. Apalagi menjelang lebaran”.

Sejarah panjang persahabatan saya dengan Abeng dan Ida tidak bisa terhapus  begitu saja.

Saya sempat dibuat kaget oleh ucapan spontan Emil, anak laki – laki pertama pasangan Abeng dan Ida.

Kepada siapa saja yang ketemu saya, dimana saja, kalau ada Emil, pasti dia akan mengatakan “kalau tidak ada Om Zainalku sebagai “mak comblang’, antara bapak saya dan ibu saya, tidak akan lahir saya di dunia ini”.

Innalillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Almarhum Tanri Abeng telah berpulang ke rachmatullah pada Minggu 23 Juni 2024. Memenuhi panggilan “Sang Pencipta”, Allah Swt. 

Semoga arwah almarhum husnul khotimah disisiNya. Amin Yra.

Saya tidak sempat ke rumah duka, karena alasan kesehatan. Saya diwakili anak prempuan saya Dian Parmaya.

Di rumah saya menekan perasaan sedih, yang tertimbun sejumlah kenangan indah bersama almarhum.

Selamat Jalan sahabatku Tanri Abeng. Salah seorang “tokoh besar” bangsa Indonesia. Jasa dan perjuanganmu untuk memajukan bangsa ini,  tidak akan lekang oleh panas dan tidak lapuk oleh hujan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Konsisten

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved