Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Karyawati Dibegal di Makassar

Kronologi Karyawati di Makassar Dibegal saat Pulang, Dibuntuti dari Tempat Kerja

Polisi masih memburu pelaku begal terhadap karyawati di Jl Bandang, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Bontoala, Makassar, Kamis (20/6/2024)..

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
IST
ilustrasi begal - Seorang karyawati di Makassar, Sulawesi Selatan, dikabarkan menjadi korban begal di Jl Bandang, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Bontoala, Makassar, Kamis (20/6/2024). 

Seperti luka bekas terseret di aspal pada bagian wajah, lutut, bahu dan tangan korban.

Ayah korban F (37) yang mendapatkan informasi itu, langsung mengantar putrinya ke Polsek Bontoala untuk melapor.

Baca juga: Masih Ingat Begal Skripsi di Makassar Bikin Mahasiswa Nangis Histeris? Kini Ditembak Polisi

Setelah itu, EW dibawa ke RS Bhayangkara untuk mendapatkan perawatan medis.

Kapolsek Bontoala Kompol Muhammad Idris membenarkan adanya kejadian itu.

Pihaknya mengaku telah menerima laporan korban dan sementara memburu pelaku.

"Sudah (melapor), sudah kita tangani sementara kita cari pelakunya. Masih penyelidikan," jelasnya.

Kini kasus tersebut dalam penyelidikan Unit Reskrim Polsek Bontoala.

Begal Payudara Marak di Makassar, Pakar Sosiologi Sebut: Kekerasan Seksual Varian Baru

Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM) Sophian Tamrin menyebut, kasus begal payudara belakangan ini di Makassar, Sulawesi Selatan merupakan kekerasan seksual  varian baru di ruang publik. 

Fenomena itu kata Sophian, menunjukkan fakta bahwa ruang publik juga tidak ramah untuk semua kalangan, khususnya kelompok perempuan.

Melihat kecenderungan bahwa perempuan seringkali jadi korban, lanjut Sophian, maka bisa diasumsikan watak patriarkis masih mengakar kuat dalam struktur mental masyarakat kita.

"Dalam corak kultur demikian, perempuan masih dipahami sebagai objek, termasuk objek seksual. Namun, dalam kasus yang seperti ini perlu juga dilihat kait-kelindannya dengan aspek lain," kata Sophian kepada tribun, Rabu (6/3/2024) sore.

Ia menganalogikan masifnya stimulasi layar bernuansa sensual bisa menjadi satu bagian memantik motivasi perilaku.

"Tentu juga kita bisa melihat fenomena semacam ini sebagai tindakan situasional namun cara pandang demikian tidak menggambarkan akar sosial budaya yang mengendap pada pelaku dan kebanyakan masyarakat kita," terang Sophian.

"Termasuk penggunaan istilah 'begal payudara' menunjukkan secara vulgar bahasa yang cenderung berwatak patriarkis, di mana penulisnya mungkin tidak memiliki beban menulis atau menuturkannya," sambungnya.

Baca juga: Begal Payudara Marak di Makassar, Pakar Sosiologi Sebut: Kekerasan Seksual Varian Baru

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved