Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Konferwil PWNU Sulsel

Profil AGH Baharuddin HS Calon Ketua PWNU Sulsel Penantang Serius Prof KH Hamzah Harun Al-Rasyid

Calon Ketua PWNU Sulsel AGH Baharuddin HS dilahirkan pada tanggal 23 Jumadil Akhir 1367 H bertepatan 5 Februari 1848 M di Watanta, Bone.

Editor: Alfian
ist
Calon Ketua PWNU Sulsel AGH Baharuddin HS dan Prof KH Hamzah Harun Al-Rasyid 

Dalam struktur NU ada Rais Syuriah dan Tanfidziyah.

Dosen UIN Alauddin Makassar pencalonan ketua PWNU Sulsel akan terlihat saat sidang.

“NU seperti ini yah, karena mungkin sikap tawadhu-nya sama sekali belum ada nama yang disebut termasuk ketua PWNU, kita lihat nanti perkembangannya apakah nama beliau yang disepakati,” katanya saat ditemui.

Prof Kamaluddin menjelaskan di NU lebih mengedepankan musyawarah.

Kemudian cenderung memilih voting sebagai jalan terakhir.

Hal ini tidak lepas dari sikap saling menghargai antara sesama warga NU.

“Tradisi NU lebih ke musyawarah kalau bisa hindari voting, voting itu jalan terakhir, kalau memungkinkan dengan musyawarah mufakat buat apa kita voting,” terangnya.

Harapan ke depan NU, pengurus bisa membawa organisasi Islam terbesar di Indonesia ini menjadi lebih baik.

NU sebagai rumah umat islam khususnya warga nahdliyin.

"Harapan besar kami siapapun terpilih menjadikan NU di kalangan nahdliyin menjadi rumah bersama. Siapapun dari mana pun semua terlibat selama memenuhi syarat," pungkasnya.

Profil KH AG Baharuddin

AGH Baharuddin HS dilahirkan pada tanggal 23 Jumadil Akhir 1367 H bertepatan 5 Februari 1848 M di WatanTa, Bone. Lahir dari keluarga cinta ilmu.

Ayahnya, AGH. Abduh Shafa adalah sosok ulama yang istiqamah dan cukup disegani kalangan masyarakat di desa Cakkeware, Bone dan sekitarnya.

AGH Baharuddin HS mengaji al-Qur’an dan kitab kuning langsung dari ayahnya saat usianya masih belasan tahun. Beliau mengaji bersama AGH. Ilyas Salewe, AGH. Abunawas Bintang dan AGH. Muhammad Harisah AS.

Meski berada jauh dari perkotaan, bahkan berada di desa sangat terpencil, tetapi di desa itulah AGH. Abduh Shafa mengajarkan kitab kuning standar seperti matan jurumiyah dan Safinatun Najah.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved