Arus Listrik Terputus, Warga Lambanan Luwu Sulsel Andalkan Genset Rakitan dari Mesin Kopi

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Potret hari kesembilan pasca bencana longsor di Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.

Saat ini enmghubungkan akses jalan terputus antar desa di Kecamatan Latimojong menjadi prioritas.

Sejumlah alat berat dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor menutup badan jalan.

Tribunluwu.com memotret aktivitas warga di Desa Lambanan, Latimojong.

Di Dusun Doke-doke, Desa Lambanan masih ada 13 KK terisolir.

Setiap malam, karena akses jaringan listrik terputus, warga hanya mengandalkan genset rakitan.

"Genser rakitan, dari mesin penggiling kopi dan turibin air bekas. Kemudian disambungkan ke travo," ujar Kades Lambanan, Baharuddin, Sabtu (11/5/2024).

Kata Baharuddin, untuk mengabari keluarganya, warga butuh jalan kaki 1 kilometer untuk mendapat jaringan.

Baca juga: OPD Pemprov Sulsel Kirim Uang Tunai, Logistik, Obat Senilai Rp1 Miliar untuk Korban Bencana Luwu

Warga melipir di lereng gunung sambil memegang handphone mereka.

"Di sana baru ada jaringan. Jalan 1 jam untuk bisa dapat jaringan," bebernya.

Dirinya menambahkan, untuk dapat makan, warganya harus berjalan kaki hingga 4 jam ke Kantor Kecamatan Latimojong.

Baca juga: Curhat Kades Lambanan Luwu Sulsel, Bantuan Tak Sampai Warga Jalan Kaki 4 Jam ke Kecamatan Demi Makan

"Warga sudah capek ke sana. Karena perjalanan ke kantor kecamatan (posko) butuh waktu 4 jam. Inilah yang membuat masyarakat tidak mendapatkan logistik," jelasnya, Jumat (10/5/2024).

"Kami ini berjalan kaki dari jam 8, nanti baru sampai jam 12. Dari Desa Lembanna sampai ke posko," tambahnya.

Kata Baharuddin, masih banyak warganya terjebak lantaran akses jalan tertimbun.

"Salah satu posko di Dusun Doke-doke batas Desa Tibussan masyarakat tidak bisa dievakuasi karena terhalang longsor. Sehingga kami cari titik aman untuk pembuatan posko. Di sana ada sekitar 13 KK," akunya.