Banjir Luwu
Arus Listrik Terputus, Warga Desa Pajang Luwu Sulsel Antre Charge HP Pakai Panel Surya
Sudah enam hari, arus listrik terputus ke Desa Pajang, Kecamatan Latimojong akibat tanah longsor.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Di sebuah rumah kayu, tak jauh dari Puskesmas Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, warga antre mengisi daya handphonenya.
Sudah enam hari, arus listrik terputus ke Desa Pajang, Kecamatan Latimojong.
Itu disebabkan bencana tanah longsor yang menimpa warga, Jumat (3/5/2024).
Warga hanya mengandalkan panel surya untuk kebutuhan listrik mereka.
Panel surya menjadi satu-satunya cara mereka mendapatkan arus listrik.
Baca juga: 4 Dapur Umum Siapkan 12 Ribu Porsi Nasi Bungkus untuk Korban Banjir-Longsor Luwu Sulsel
Sebab, pembangkit listrik tenaga mikro hidro yang biasa digunakan warga rusak tertimpa material longsor.
"Ada kincir air untuk pembangkit listrik, tapi rusak karena tertimbun," kata seorang warga.
Secara bergantian, warga mengisi daya handphonenya.
Dua terminal colokan listrik, yang bisa menampung lima HP disediakan.
Hanya sebagian warga Kecamatan Latimojong yang memilih bertahan pasca tanah longsor.
Rata-rata dari mereka, berbondong-bong ingin dievakuasi, sebab keadaan masih mengancam nyawa mereka.
"Ada ratusan warga yang mau mengungsi, karena sudah terancam. Sekarang semua warga sudah berkumpul di beberapa titik yang aman," aku Camat Latimojong, Nur Adam, Rabu (8/5/2024).
Diketahui, sampai hari ini, Helikopter Carakal TNI AU yang biasa dipakai untuk mengevakuasi warga diistirahatkan.
Helikopter ini berhenti beroperasi karena harus perawatan berkala.
Data terkini yang dihimpun Tribunluwu.com, sebanyak 208 warga Latimojong sudah dievakuasi ke posko tanggap darurat bencana Sulsel di Lapangan Andi Djemma, Belopa.
Desa Ulusalu Juga Terisolir
Akses jalur di Desa Ulusalu, Luwu hingga kini masih terputus.
Kepala Desa Ulusalu, Kecamatan Latimojong Kadarusman Samad (44) menceritakan kondisi warganya yang masih terisolir.
Menurutnya, aktivitas warga terhambat akibat timbunan longsor yang memutus akses antar dusun.
Baca juga: 5 Hari Pasca Bencana, 23 Ton Beras Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor Luwu Sulsel
"Sangat banyak yang mau dievakuasi. Karena memang di sana itu antar dusun saja sudah lumpuh total. Setengah mati kita mau lewat," katanya, Selasa (7/6/2024).
Warga lansia dan anak-anak masih trauma akibat bencana longsor yang merenggut delapan nyawa itu.
"Masih banyak yang sakit dan butuh evakuasi secepatnya ke kabupaten atau segera ke rumah sakit," jelasnya.
Suasana berubah ketika malam.
Menurut Kadarusman, warga berbondong-bondong ke landasan pacu helikopter menanti untuk dievakuasi.
"Kalau malam gelap sekali, mana masyarakat sudah berbondong-bondong ke landasan pacu heli jadi semakin banyak di sana," bebernya.
"Setidaknya ada pengamanan yang bisa atur di sana ketika heli mendarat. Mereka sudah tahu tidak ada jalan lain selain jalur udara," tambahnya.
Warganya di camp pengungsian membutuhkan tenaga medis, sembako dan penerangan.
"Pengungsian kami sementara ini di puskesmas. Apa yang saya alami selama hampir sepekan pasca bencana. Yang dibutuhkan warga itu mulai dari medis, sembako, dan penerangan," tutupnya.
Sekadar informasi, pada Jumat (3/5/2024), banjir bandang dan longsor landa Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muh Sauki Maulana
5 Bendung Rusak di Luwu, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam |
![]() |
---|
Banjir Rendam 55 Rumah Warga di Walenrang Timur Luwu |
![]() |
---|
Banjir Tutup Jalan Poros Makassar–Palopo di Larompong Selama 2 Jam |
![]() |
---|
5 Kali Cappie Luwu Terendam di Mei 2025, Jalan Rusak dan Sungai Makin Dangkal |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Banjir Rendam Larompong dan Larompong Selatan Luwu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.