Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus DBD Sulsel

Dinkes Sulsel Distribusi Alat Periksa DBD dan Abate ke 24 Daerah di Sulsel

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bergerak menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
IST
Ilustrasim - Cara Fogging kerap digunakan di wilayah pemukiman untuk memberantas sarang nyamuk demi mencegah DBD. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bergerak menangani kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sejak Januari hingga April, DBD di Sulsel sudah tembus 1.850 kasus.

Hal ini menjadi perhatian Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel.

Kepala Dinkes Sulsel Ishaq Iskandar mengawali langkahnya dengan membuat surat edaran kewaspadaan dini.

"Kewaspadaan dini dengan melakukan 3M plus, pemberantasan sarang nyamuk, mewaspadai peningkatan kasus DBD karena pancaroba," jelas Ishaq Iskandar.

3 M Plus merupakan gerakan inisiasi Kementerian Kesehatan.

Mulai dari Menguras tempat yang sering menjadi tempat penampungan air, misalnya bak mandi, drum atau kendi.

Kemudian Menutup tempat penampungan atau genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Serta Memanfaatkan kembali limbah barang bekas bernilai ekonomis.
Selain itu, Dinkes Sulsel juga menyalurkan alat tes DBD ke 24 Kabupaten/kota.

Ada juga Abate atau pestisida berbentuk serbuk bisa digunakan untuk mencegah kembangbiak nyamuk penyebab DBD di genangan air.

"Kami distribusikan sarana diagnostik untuk laboratorium, periksa DBD," kata Ishaq Iskandar.

Baca juga: DBD Tembus 1.850 Kasus, Dinkes Sulsel Minta Warga Aktif Bersihkan Genangan Air Sarang Nyamuk

"Ada juga bahan fogging dan abate ke 24 Kabupaten/kota," sambungnya.
Suntikan ini harapnya bisa dimaksimalkan masyarakat untuk mencegah terjadinya demam berdarah.

49 Persen Kasus DBD Jangkit Anak-Anak

Dari jumlah 1.850 kasus, rentang usia 0 sampai 14 tahun mendominasi positif DBD.

"Kasus DBD didominasi pada usia 0-14 tahun dengan 49,94 persen dan 15-44 tahun sebesar 42,90 persen,”  ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulsel Yusri Yunus.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved