Kedua, faktor pengalaman Ni’matullah sendiri di pentas politik Sulsel, dinilai sudah cukup mumpuni. Tiga periode di DPRD Sulsel dan dua periode menjadi pimpinan, adalah bukti konkrit kalau mantan Ketua Senat Fak. Ekonomi Unhas itu, sangat paham persoalan Sulawesi Selatan.
Ketiga adalah faktor geopolitik yang selalu menjadi pertimbangan di dalam penentuan bakal Paslon. Fadil dari Selatan sedangkan Ni’matullah dari Tengah. Sehingga kombinasi keduanya dinilai cocok karena mereprensentasikan wilayah Selatan dan Tengah.
Tentu saja ada yang pesimis karena Ni’matullah gagal di Pileg 2024 lalu. Tetapi jangan lupa jikalau Pileg dan Pilgub adalah dua “medan perang” yang berbeda. Di Pileg, saudara, sepupu, paman, dan sahabat, kerap menjadi lawan. Sedangkan di Pilgub sebaliknya, semua bisa menyatu karena pilihannya terbatas.
Oleh karena itu, hemat penulis, duet Fadil Imran – Ni’matullah cukup menarik sebagai alternatif bagi rakyat Sulsel.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.