Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Fitri

Perlakuan Jokowi dan Iriana ke Megawati di Momen Lebaran 2023 dan 2024 Beda, Dulu Paling Cepat Sowan

Beda tahun lalu, Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi silaturahmi ke kediaman Presiden ke-5 RI, Megawati.

|
Editor: Ansar
Tribunnews.com
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) bersama dengan Ibu Negara Joko Widodo bersilahturami dan halal bihalal ke kediaman Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng Jakarta Pusat, pada Kamis (27/4/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Perlakukan Presiden Jokowi ke Ketua Umum PDIP, Megawati pada momen lebaran 2023 dan 2024 sudah beda.

Jokowi tak datang silaturahmi ke kediaman Megawati usai lebaran Idul Fitri 2024.

Beda tahun lalu, Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Jokowi silaturahmi ke kediaman Presiden ke-5 RI, Megawati.

Momen ini terjadi saat masih dalam suana lebaran pada Kamis, 27 April 2023.

Bersama rombongan terbatas, Jokowi dan Ibu Iriana tiba di kediaman Megawati pukul 09.45 WIB.

Rombongan Jokowi pun disambut oleh Megawati dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Usai berbincang selama 30 menit, Presiden dan Iriana kemudian melanjutkan kegiatan lainnya.

Dilansir dari Rilis Sekretariat Kabinet, Sekjen Hasto mengatakan keduanya saling ucapkan idulfitri.

Tahun 2024 sudah beda. 

Jokowi tidak mendatangi rumah Megawati Soekarnoputri di Hari Raya Idulfitri.

Ketidakhadiran Jokowi ke rumah Megawati memperkuat kabar keretakan Jokowi dengan Megawati

Lantas apa alasan Jokowi tidak mendatangi Megawati saat Lebaran 2024? 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin, mengungkapkan alasan Jokowi tak sowan ke Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri karena memiliki kegiatan di momen Hari Raya Idul Fitri 1445 H ini. 

Ia menegaskan, absennya silaturahmi Jokowi dengan Megawati di lebaran kali ini lantaran terkendala oleh waktu. 

"Kenapa tahun ini Presiden tidak melakukan kunjungan silaturahmi atau halalbihalal dengan Bu Mega? Jawaban saya satu. Ini soal waktu," kata Ngabalin, Kamis (11/4/2024). 

Ngabalin mengatakan, Jokowi memiliki sejumlah agenda, salah satunya silaturahmi dengan anak dan cucu. 

"Karena, saya dari Istana kemarin mendapatkan kabar bahwa anak, cucu, bahkan menantu Pak Jokowi itu mungkin karena kesibukan masing-masing mereka tidak berkunjung ke Jakarta," ujarnya.

Jokowi diketahui bakal mendatangi Bobby Nasution, Kahiyang Ayu dan cucu-cucunya di Medan. 

"Saya mendengar dari Bogor Presiden mengambil keputusan bersama Ibu untuk mendatangi anak, cucu, dan mantu. Seperti umpama hari ini beliau ke Medan," kata Ngabalin.

Diketahui, pada tahun-tahun sebelumnya, Jokowi selalu bertemu dengan ketua umum partainya. 

Namun, tahun ini keduannya diketahui tak saling bertemu di momen lebaran. 

Jokowi dan Megawati sama-sama memiliki kegiatan Lebaran Idul Fitri, yakni menggelar open house. 

Presiden Jokowi menggelar open house Idul Fitri 1445 H di Istana Kepresidena pada Rabu (10/4/2024) pagi. 

Open house digelar seusai Jokowi melaksanakan salat Idul fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta. 

Jokowi sholat Ied didampingi Sang Istri, Iriana dan kedua anak mereka, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep.

Dalam acara open house, Jokowi tak hanya mengundang para pejabat, namun seluruh lapisan masyarakat juga turut hadir ke Istana. 

Masyarakat berbondong-bondong mengantre untuk bisa bersalaman dengan Jokowi

Sejumlah menteri juga turut hadir open house di Istana, di antaranya Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkopolhukam Hadi Tjahjanto. 

Mendagri Tito Karnavian, Menparekraf Sandiaga Uno, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Mendag Zulkilfi Hasan, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Menkeu Sri Mulyani, dan Menpan RB Azwar Anas. 

Ada juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga hadir dalam gelaran tersebut. 

Di sisi lain, Megawati menggelar open house terbatas di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (10/4/2024). 

Open house tersebut diketahui dihadiri keluarga besar Megawati, PDI Perjuangan, hingga kerabat dekat.

Megawati Soekarnoputri juga dikunjungi sejumlah menteri Jokowi.

Para menteri yang hadir yaitu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Rosan Roeslani, juga turut hadir di kediaman Megawati.

Megawati sodorkan syarat

Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memberikan peluang damai kepada Presiden Jokowi.

PDIP memberikan syarat ke Jokowi jika ingin memperbaiki hubungannya dengan Megawati.

Syarat untuk Jokowi itu disampaikan politikus PDIP, Aryo Seno Bagaskoro.

Syarat dan ketentuan itu, kata Aryo cukup simpel.

 Jokowi harus mengutamakan dan mengedepankan kepentingan bangsa negara, bukan keluarga.

"Ya tentu, syarat ketentuannya simpel saja, sederhana saja, yaitu mengutamakan dan mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, bukan keluarga dalam konteks kenegaraan, itu saja," kata Seno dalam wawancara bersama Kompas TV, dikutip pada Jumat (12/4/2024) dari YouTube Kompas TV. 

Seno menegaskan, mengedepankan kepentingan bangsa dan negara merupakan prinsip yang terus dipegang Megawati.

Megawati disebut tak pernah berubah mengenai prinsip tersebut.

Maka dari itu, soal pertemuan siapa pun tokoh dengan Megawati nantinya, tidak harus menghasilkan kesepakatan atau keputusan politik ke depan.

"Maka kami rasa bahwa apa pun nanti yang menjadi hasil dari pertemuan yang akan terjadi atau yang belum terjadi, saya rasa hasilnya harus untuk kebaikan bangsa dan negara dan bukan keluarga," ujarnya.

Seno yang juga Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud ini memandang wajar apabila banyak tokoh yang ingin bertemu Megawati lantaran tidak ada masalah personal.

Termasuk soal rencana pertemuan Megawati dan Prabowo Subianto. Ia pun menyambut baik apabila kedua tokoh itu jadi bertemu.

"Jadi dalam rangka hubungan personal tentu itu sesuatu yang wajar," ungkap dia. Adapun kabar bakal bertemunya tokoh-tokoh politik pasca-Pemilu 2024 tahun ini semakin menguat.

Ada dua tokoh yang digadang kuat bertemu, yaitu Megawati dan Prabowo.

Namun dikabarkan pertemuan itu bakal didahului oleh Puan dan Prabowo.

Dalam hal ini, Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengungkapkan bahwa Megawati yang menugaskan Puan untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo.

"Jadi, dari satu poin dan dua poin itu, muaranya, Ibu menugaskan Mbak Puan memang untuk membangun komunikasi. Setelah membangun komunikasi, nanti Mbak Puan report," kata Said saat dihubungi, Senin (8/4/2024).

"Hasil report itulah yang akan menentukan Ibu ketua umum bertemu dengan Pak Prabowo, duduk bersama. Kan begitu," lanjut dia.

Hingga kini, pertemuan antara Prabowo dan pihak Megawati belum juga terlaksana.

Meskipun hari ini sudah masuk hari ketiga perayaan Idul Fitri 2024 dan Megawati juga sudah menerima tamu-tamu di kediamannya Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, hari pertama Lebaran.

Satu-satunya pihak Prabowo yang sudah bersilaturahim ke kediaman Megawati adalah Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani.

Rosan bahkan sampai mendatangi kediaman Megawati hingga dua kali, pada Rabu (10/4/2024) pagi dan sore hari.

PDIP Tak kenal oposisi

Pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan calon presiden terpilih Prabowo Subianto tidak harus berujung pada sebuah koalisi.

Saat ini PDIP belum membuat keputusan apakan akan berkoalisi atau mengambil sikap oposisi terhadap pemerintahan Prabowo.

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah membenarkan ada rencana pertemuan dua tokoh nasional itu.

Megawati telah mengutus ketua DPP PDIP Puan Maharani untuk melakukan pertemuan awal dengan Prabowo.

Menurut Basarah, Megawati akan berbicara mengenai masalah seputar kebangsaan dan bertata negara.

"Pertemuan antara Bu Mega dan Pak Prabowo tidak melulu diinterpretasikan sebagai suatu pertemuan yang harus menghasilkan kesepakatan politik untuk bisa bersama-sama di dalam pemerintahan, jika nanti MK memutuskan Pak Prabowo adalah pemenang Pemilu Presiden," kata Basarah ditemui di Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/4/2024).

Basarah menegaskan, hingga kini partainya sendiri belum menentukan sikap apakah akan bergabung dalam pemerintahan selanjutnya atau tidak.

Keputusan itu baru akan disampaikan Megawati sebagai pemegang hak prerogatif berdasarkan Kongres PDIP.

Apalagi, PDIP tidak mengenal istilah oposisi maupun koalisi pemerintah.

"Karena di dalam doktrin politik PDI Perjuangan, kita tidak mengenal istilah oposisi politik dalam sistem pemerintahan presidensiil.

Pancasila yang kita anut sebagai falsafah berbangsa dan bernegara kita pada esensinya adalah mengajarkan gotong royong," ungkap dia.

Kendati demikian, Wakil Ketua MPR ini menilai bahwa gotong royong tidak harus dimaknai semua pihak berada di dalam pemerintahan.

Menurut dia, gotong royong membangun bangsa bisa dilakukan, baik berada di luar maupun dalam pemerintah.

"Intinya kita bekerja sama. Kalau kami di luar pemerintahan, maka kami akan bekerja sama dengan pemerintahan Prabowo kelak jika beliau dilantik jadi presiden dari luar kekuasaan pemerintahan," kata dia.

"Tugas kita di luar pemerintahan itu adalah mengawasi jalannya kekuasaan politik yang dipimpin oleh Pak Prabowo," ujarnya seperti dilansir Kompas.com.

Sementara itu, soal kapan rencananya pertemuan Megawati dan Prabowo terlaksana, Basarah belum bisa menyampaikan secara gamblang.

Pasalnya, PDIP hingga kini masih menunggu hasil putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Pilpres 2024.

"Tapi secara pribadi, saya kira meskipun mungkin secara fisik belum bertemu antara hati Bu Megawati dan Pak Prabowo saya kira sudah saling kontak batin di antara mereka berdua," pungkas dia.

Adapun kabar bakal bertemunya tokoh-tokoh politik pasca Pemilu 2024 pada momentum Idul Fitri tahun ini semakin menguat.

Ada dua tokoh yang digadang kuat bertemu, yaitu Megawati dan Prabowo. Namun dikabarkan pertemuan itu bakal didahului oleh Puan dan Prabowo.

Dalam hal ini, Ketua DPP PDIP Said Abdullah mengungkapkan bahwa Megawati yang menugaskan Puan untuk menjalin komunikasi dengan Prabowo.

"Jadi, dari satu poin dan dua poin itu, muaranya, Ibu menugaskan Mbak Puan memang untuk membangun komunikasi.

Setelah membangun komunikasi, nanti Mbak Puan report," kata Said saat dihubungi, Senin (8/4/2024).

"Hasil report itulah yang akan menentukan Ibu ketua umum bertemu dengan Pak Prabowo, duduk bersama. Kan begitu," lanjut dia.

Secara terpisah politisi senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, partainya tetap mendoakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap berjalan dengan baik hingga selesai pada Oktober mendatang.

Hal itu disampaikan Hendrawan usai ditanya apakah rencana pertemuan Megawati Soekarnoputri  dengan Prabowo Subianto menjadi sinyal Megawati mau rekonsiliasi dengan Jokowi.

"Soal bagaimana posisi Pak Jokowi sebagai Presiden yang akan mengakhiri masa jabatannya, kita doakan supaya berakhir dengan baik," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Selasa (9/4/2024).

"Terlepas dari catatan capaian indeks demokrasi yang memburuk, nepotisme yang menggerogoti legacy-nya, dan sejumlah pekerjaan rumah tidak mudah bagi pembangunan negara bangsa selanjutnya," ungkap anggota Komisi XI DPR ini.

Soal rencana pertemuan, Hendrawan menegaskan sebagai kader dia menunggu realisasi pertemuan itu. Dia enggan berspekulasi terlebih dulu atas rencana pertemuan itu.

"Saya menilai rencana pertemuan tersebut baik adanya. Mbak Puan Maharani sudah mendapat tugas untuk membangun komunikasi dan mengatur rencana pertemuan tersebut. Kita tunggu saja realisasinya," katanya.

"Sebagian menilai, pertemuan tersebut sebaiknya dilakukan setelah persoalan sengketa hukum di MK (Mahkamah Konstitusi) selesai," katanya lagi.

Ia turut menyinggung tulisan Megawati yang dimuat di Harian Kompas, kemarin Senin (8/4/2024) tentang Dewi Keadilan.

Tulisan Megawati, jelas Hendrawan, memiliki arti mendalam dan perlu diperhatikan hakim Konstitusi terkait memutuskan sengketa Pilpres 2024. 

"Tulisan Ibu Mega di Harian Kompas (8 April 2024) secara tegas dan jelas menggugah sikap kenegarawanan Hakim MK dalam membuat putusan.

Tentu kita harus menunggu jangan sampai proses ke arah sana mengalami disrupsi atau intervensi dari dinamika politik yang lain," ujar dia.

"Biarkan 'Dewi Keadilan' tetap menutup matanya, dan membuat pertimbangan sepenuhnya berdasar pertimbangan moral dan etika hukum," pungkasnya. (*/tribun-timur.com)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved