Kavling Sajadah Lebaran: Tradisi Unik Antusiasme Warga Kampung Bantaran Sungai Pangkajene

PANGKAJENE, TRIBUN-TIMUR.COM -- Lain lubuk lain ikannya. Lain daerah lain tradisinya.

Di Jagong, kampung bantaran Sungai Pangkajene, Pangkep, Sulsel, punya tradisi unik antusiasme saban menyambut Lebaran Idul Fitri.

Tradisi itu, diistilahkan Kavling Sajadah Lebaran.

Apa itu? Teknisnya, sepulang sholat subuh, warga datang ke masjid, mengkavling spot shalat Ied, dengan meletakkan sajadah di pelataran masjid.

Antusiasme ini terlihat di Masjid Nurul Falah Jagong, Kecamatan Pangkejene, Rabu (10/4/2024) subuh, 1 Syawal 1445 Hijriyah.

Dari pantauan Tribun, mayoritas pelestari tradisi ini adalah Muslimah, jamaah wanita.

Kebanyakan remaja putri, dan wanita muda meletakkan sajadah, dan tasbih.

Sajadah Lebaran ini sebagai penanda bahwa spot shaf itu sudah "punya pemilik".

"Lamami begini, semangat jamaah untuk dapat tempat baik," kata Aswin, takmir masjid Nurul Falah Jagong, kepada Tribun, usai mempersiapkan seremoni shalat sunnah tahunan ini.

Ustad dan Imam Masjid Nurul Falah, KH Dr Mahrus Amri Lc, MA, menilai tradisi itu sebagai fenomena antusiasme penyambutan 1 Syawal.

Namun, jelasnya, bisa juga dimaknai sebagai perilaku tak etis.

"Seharusnya siapa yang cepat datang dialah di shaf pertama," ujar Doktor Ilmu Syariah ini di selasar masjid usai memimpin takbir Subuh Lebaran.

Dr Mahrus Amri adalah alumnus Ponpes DDI Mangkoso, 1994 dan melanjutkan pendidikan strata satu di Univesitas Al Azhar, Kairo Mesir.

Dia juga pengajar di STAIbDDI Baru-Baru, Pangkejene.

Shalat Ied Syawal 1445 H, di Masjid tertua di kampung timur ibukota kabupaten itu digelar pukul 07.00 Wita.

Duo khatib dan imam shalat Ied bernama depan Zakaria.

"Insyallah, khatibnya, Kiai Haji Zakaria Ilyas LC, imamnya Zakaria Idrus."

Kiai Haji Zakaria Lc adalah pembina di pondok pesantren Issatul Showad, Ma'rang Pangkep.

Dia jebolan Universitas Al Azhar Kairo, Mesir dan alumnus Ponpes DDI Mangkoso, Barru. (*)