Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun HIS

Kisah Irjen Andi Rian Terjun Investigasi Pembunuhan di Bosnia Hingga Lewatkan Penguburan Sang Ayah

Di balik pangkat jenderal bintang dua di pundaknya, perjalanan karir dari sosok Irjen Pol Andi Rian R Djajadi tidak lepas dari dinamika penugasan.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian R Djajadi ngopi bareng Wakapolres Enrekang Kompol Sulkarnain di warkop Dokter Kopi Jl Pengayoman, Makassar, Kamis (28/3/2024) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menatap takdir dan kisah hidup mati dari sosok Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi.

Di balik pangkat jenderal bintang dua di pundaknya, perjalanan karir dari sosok Irjen Pol Andi Rian R Djajadi rupanya tidak lepas dari dinamika penugasan.

Selama 33 tahun belakangan berdinas di Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sejumlah jabatan telah diemban.

Mulai dari pasukan lapangan, jabatan Kapolsek, Kapolres, hingga Kapolda.

Diantara jabatan dan tugas diemban, salah satu yang paling berkesan saat dirinya tergabung dalam pasukan PBB atau dikenal dengan sebutan Kontingen Garuda Bhayangkara.

Saat itu, Andi Rian yang masih tergolong perwira muda ditugaskan ke Bosnia negara pecahan dari Yugoslavia pada tahun 1996.

Baca juga: Ditinggal Mati Sang Ayah, Ibu Pergi! 4 Anak Bersaudara di Sinjai Berjuang Bertahan Hidup

Baca juga: Kapolda Sulsel Irjen Andi Rian Djajadi Perbaiki Makam Arung Palakka dan Karaeng Pattingalloang

Dirinya mengaku diberangkatkan bersama 17 anggota Polri lain untuk bergabung dengan polisi PBB.

Salah satu tugasnya, yaitu menginvestigasi kasus pelanggaran HAM hingga kasus pembunuhan.

"Kami berangkat 18 orang, tergabung dengan pasukan PBB, tugasnya menginvestigasi kasus pelanggaran HAM atau pembunuhan," cerita Andi Rian saat ngopi santai seusai tarwih di Warkop Dokter Kopi, Jl Pengayoman, Makassar, Kamis (28/3/2024) malam.

Pengalaman tugas berkesan itu diceritakan Andi Rian sembari ngopi bareng Wakapolres Enrekang, Kompol Sulkarnain.

Dalam pasukan yang bertugas sebagai Monitoring Officer, Andi Rian dan personel lainnya tidak dipersenjatai.

Sebab, ketika dipersenjatai kata dia, dapat memicu adanya kontak tembak dengan milisi yang masih berkeliaran.

"Kenapa tidak dipersenjatai karena kalau bersenjata kita berpotensi diserang," kenang Alumni Akpol 1991 ini.

Situasi itu, tentunya sedikit memacu rasa was-was bagi Andi Rian dan timnya.

Bahkan dirinya mengaku pernah mengalami langsung situasi buruk saat berhadapan dengan milisi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved