Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kasus DBD Bulukumba

BREAKING NEWS: 154 Warga Bulukumba Terkena DBD, 2 Meninggal

Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina.

|
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. Amrullah, Rabu (27/3/2024). 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU-Sebanyak 154 orang warga Bulukumba, Sulawesi Selatan terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina.

" Di Bulukumba ini sudah ada 154 orang dan dua diantaranya meninggal dunia," kata Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. Amrullah, Rabu (27/3/2024).

Jumlah tersebut sejak 1 Januari hingga pertengahan Maret 2024.

Sementara ini masih ada 16 orang yang menjalani perawatan medis di RS Sulthan Dg Radja Bulukumba.

Kasus ini dipastikan lebih banyak dibandingkan dari tahun lalu yang hanya 149 kasus.

"Tahun lalu tidak ada yang meninggal dunia," katanya.

Ia menyampaikan bahwa mewabahnya penyakit tersebut menjadi tanggung jawab bersama masyarakat, pemerintah dan Dinas Kesehatan.

Sedang lokasi dua anak yang tak terselamatkan nyawanya berada di Kecamatan Bontobahari dan Desa Taccorong, Kecamatan Gantarang.

Di kampung korban disebut kumuh dan rawan berkembang nyamuk Aedes aegypt.

Amrullah mengungkap bahwa Bulukumba berpotensi berkembang DBD sebab daerah itu sedang memasuki musim pancaroba. 

Apa Itu Demam Berdarah?

Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.

Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu.

Sementara itu, pada DBD yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.

Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi populasi nyamuk.  

Dengan menguras tempat penampungan air. Menutup tempat-tempat penampungan air. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved