Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teropong

Nipametai

Selain kemampuan kompetitor juga turut dipengaruhi oleh integritas wasit atau juri yang menangani kompetisi tersebut.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok Abdul Gafar
Abdul Gafar, Pendidik di Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM-Dalam sebuah kompetisi, ada pihak yang dinyatakan menang dan ada yang kalah.

Kalah-menang adalah sebuah risiko yang mesti diterima selama aturan mainnya sesuai prosedur.

Selain kemampuan kompetitor juga turut dipengaruhi oleh integritas wasit atau juri yang menangani kompetisi tersebut.

Jika wasitnya mudah diintervensi atau memihak, maka asas fair telah dilanggar.

Kenyataan ini  berlangsung di banyak sektor.

Contoh konkret misalnya dalam bidang olahraga.

Perilaku pemain dapat diamati oleh wasit atau juri pertandingan.

Seandainya terjadi pelanggaran ‘halus’ maka akan dibuktikan dengan hasil rekaman.

Hal ini tidak dapat dibantah karena berlangsung secara otomatis.

Semua pergerakan dapat diikuti dengan cemat, detik demi detik.

Seperti halnya dalam dunia perlalulintasan dikenal adanya sistem ETLE atau Electronic Traffic Law Enforcement.

Sistem ini merupakan  penerapan hukum dalam mendeteksi atau merekam pelanggaran lalu lintas secara otomatis.

Kita pengguna lalu lintas tidak dapat berkelit dari tangkapan kamera tersebut.

Alat sudah begitu canggih sehingga seolah-olah tidak dapat dibantah keandalannya.

Apa yang  tertera di situ adalah sebuah kebenaran mutlak. Betulkah itu ?

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved