Teropong
Nipametai
Selain kemampuan kompetitor juga turut dipengaruhi oleh integritas wasit atau juri yang menangani kompetisi tersebut.
TRIBUN-TIMUR.COM-Dalam sebuah kompetisi, ada pihak yang dinyatakan menang dan ada yang kalah.
Kalah-menang adalah sebuah risiko yang mesti diterima selama aturan mainnya sesuai prosedur.
Selain kemampuan kompetitor juga turut dipengaruhi oleh integritas wasit atau juri yang menangani kompetisi tersebut.
Jika wasitnya mudah diintervensi atau memihak, maka asas fair telah dilanggar.
Kenyataan ini berlangsung di banyak sektor.
Contoh konkret misalnya dalam bidang olahraga.
Perilaku pemain dapat diamati oleh wasit atau juri pertandingan.
Seandainya terjadi pelanggaran ‘halus’ maka akan dibuktikan dengan hasil rekaman.
Hal ini tidak dapat dibantah karena berlangsung secara otomatis.
Semua pergerakan dapat diikuti dengan cemat, detik demi detik.
Seperti halnya dalam dunia perlalulintasan dikenal adanya sistem ETLE atau Electronic Traffic Law Enforcement.
Sistem ini merupakan penerapan hukum dalam mendeteksi atau merekam pelanggaran lalu lintas secara otomatis.
Kita pengguna lalu lintas tidak dapat berkelit dari tangkapan kamera tersebut.
Alat sudah begitu canggih sehingga seolah-olah tidak dapat dibantah keandalannya.
Apa yang tertera di situ adalah sebuah kebenaran mutlak. Betulkah itu ?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.