Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Anak Makassar Akan Kembali Membayar ‘Hutang’ di Annapurna

Niraj Shakya trekk-leader pendakian mengumpulkan semua peserta. Hujan salju masih terus turun.

|
Editor: Sudirman
Ist
Makhfud Sappe, Fotografer dan Wartawan Senior 

Makhfud Sappe

Fotografer dan Wartawan Senior

Melaporkan dari Himalaya, Nepal

Rabu malam kami semua berkumpul di Dining Room tempat kami menginap di ketinggian 4 ribuan mdpl di Annapurna Circuit, Himalaya.

Niraj Shakya trekk-leader pendakian mengumpulkan semua peserta. Hujan salju masih terus turun.

Seharusnya Rabu pagi kami melanjutkan perjalanan tetapi tertunda karena hujan salju sejak Selasa sore sudah menumpuk setinggi 20-30 cm.

Kami berharap bisa lanjut pada Kamis pagi. Namun ternyata, hingga Rabu malam tak ada tanda-tanda hujan salju akan reda.

Niraj juga mendapat laporan dari beberapa sherpa (pemandu pendakian) bahwa badai salju di Thorong-La Pass juga sudah berada di posisi: ditutup oleh otoritas Nepal.

Dengan suara terbata-bata — Niraj meminta maaf dan agar kami semua memahami bahwa alam tak bisa dilawan oleh siapapun.

Bahwa ia setelah berkonsultasi dengan Pimpinan Tim Fauzan Elyafei dan Pengarah Tim Achmad Hasan — mengambil keputusan bahwa misi harus dihentikan dan kita tidak mungkin melanjutkan pendakian.

Jika Kamis udara cerah dan matahari bersinar tetap dibutuhkan waktu 2-3 hari untuk mencairkan timbunan salju yang menutupi trek pendakian hingga setinggi lutut orang.

Tak mungkin berjalan selama 8 jam dengan kaki yang mungkin ‘membeku’.

Annapurna memang terkenal karena ke-ekstriman cuacanya.

Mungkin karena itu tingkat kematian di kawasan Annapurna berdasarkan catatan di Google tertinggi di dunia (bandingkan Everest yang berada di rangking ke-8).

Semua peserta tertunduk lesu tetapi harus memahami keputusan itu.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved