Opini
Fenomena Gangguan Mental Caleg Gagal
Kekalahan sejumlah caleg pada Pileg berdampak pada tekanan pada Timses.
Di antara bahaya tersebut adalah bisa mendatangkan kerusakan pada agama para pelakunya sebagaimana hadis yang diriwayatkan Tirmidzi “Dua ekor serigala yang dilepas kepada seekor domba tidak lebih berbahaya bagi domba itu dibandingkan dengan ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan dalam merusak agamanya.
Berkaitan dengan hadis di atas, Ibnu Rajab menjelaskan, “Sabda Nabi saw. ini mengisyaratkan bahwa tidak akan selamat agama seseorang jika ia tamak terhadap harta dan kedudukan dunia.”
Dengan adanya ambisi terhadap jabatan dan kekuasaan, tidak sedikit orang menghalalkan segala cara, dengan berburu kekuasaan nantinya diharapkan bisa hidup enak, dan terhormat.
Jabatan Adalah Amanah
Islam memandang jabatan adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah.
Abu Dzar berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku (seorang pemimpin)?”
Lalu Rasulullah saw memukulkan tangannya di bahuku dan bersabda, “Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau lemah, dan sesungguhnya hal ini adalah amanah, ia merupakan kehinaan dan penyesalan pada hari kiamat, kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menunaikannya (dengan sebaik-baiknya).” (HR Muslim).
Islam juga mennetapkan cara-cara yang ditempuh harus sesuai dengan hukum syara.
Pemilu sendiri adalah uslub untuk mencari pemimpin atau majelis umah, dengan mekanisme sederhana, praktis, tidak berbiaya tinggi dan penuh kejujuran, tanpa tipuan ataupun janji-janji.
Para calon pun memiliki kepribadian Islam, dan hanya mengharap keridlaan Allah semata.
Ketakwaan menjadi syarat mutlak bagi para pejabat di dalam sistem Islam, profil penguasanya adalah orang-orang yang takut pada Allah Swt.
Profil inilah yang tampak pada diri Rasulullah saw.
Meski menjadi penguasa yang agung, kehidupan beliau sederhana, berbanding terbaik dengan profil penguasa hari ini.
Kepemimpinan Islam
Islam mengatur bahwa pemimpin adalah gembala yang akan diminta pertanggungjawaban atas yang gembalaannya, yakni rakyat. Oleh karena itu, pemimpin wajib menggembala, mengurusi, melindungi, dan mengayomi semua rakyat tanpa terkecuali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.