Miskin Ekstrem
Bukan Gowa dan Bone, Inilah Daerah Terbanyak Miskin Ekstrem di Sulsel
Plt Kepala Dinas Sosial Abdul Malik Faisal menyebut angka miskin ekstrem di Sulsel kisaran 5 sampai 6 persen.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Angka miskin ekstrem di Sulsel menjadi perhatian serius.
Plt Kepala Dinas Sosial Abdul Malik Faisal menyebut angka miskin ekstrem di Sulsel kisaran 5 sampai 6 persen.
Jumlah ini harus segera ditekan sampai akhir 2024.
"Inpres nomor 4 itu Desember 2024, 0 persen miskin ekstrem," jelas Abdul Malik, Jumat (23/2/2024).
Ia menjelaskan ada perbedaan klasifikasi antara fakir miskin dan miskin ekstrem.
Indikator miskin ekstrem memuat variabel pendapatan per keluarga.
Pendapatan dibawah Rp20 ribu per hari masuk ke kategori miskin ekstrem.
"Fakir miskin dan miskin ektrem berbeda. Fakir miskin ada sekitar 5 indikator," jelas Abdul Malik.
"Kalau miskin ekstrem itu lebih, ada pendapatan. Jadi di bawah 2 dolar per hari dikali sebulan, kalau dikonversi ke rupiah sekira 20 ribu perhari itu miskin ekstrem," Malik menambahkan.
Sebaran masyarakat miskin ekstrem menurutnya banyak di daerah perkotaan.
Khususnya di Makassar, Palopo dan Parepare.
Penyebabnya masih berkaitan dengan imbas pandemi Covid-19.
Banyak masyarakat yang harus kehilangan pekerjaan.
Disisi lain, kebutuhan hidup begitu tinggi.
"Miskin ekstrem lebih merata, banyak di kota seperti Palopo, Parepare dan Makassar. Karena banyak orang hilang pekerjaan, biaya hidup tinggi," katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.