Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Foto

OMS Sulsel Temukan Pelanggaran Berat, Mendesak Pemilu Ulang

seperti lambatnya pencoblosan, temuan surat suara tercoblos, kotak suara

Editor: Sanovra Jr
OMS Sulsel Temukan Pelanggaran Berat, Mendesak Pemilu Ulang - OMS-Sulsel1.jpg
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan sikap ketidakpercayaan terhadap proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI-LBH Makassar, Jumat (16/02/2024). Dalam konferensi pers tersebut, OMS Sulsel menjelaskan beberapa bukti di lapangan yang mengindikasikan ketidakberesan dalam proses pemilu yang diselenggarakan tahun ini.
OMS Sulsel Temukan Pelanggaran Berat, Mendesak Pemilu Ulang - OMS-Sulsel2.jpg
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan sikap ketidakpercayaan terhadap proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI-LBH Makassar, Jumat (16/02/2024). Dalam konferensi pers tersebut, OMS Sulsel menjelaskan beberapa bukti di lapangan yang mengindikasikan ketidakberesan dalam proses pemilu yang diselenggarakan tahun ini.

TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR - Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel) telah mengumumkan temuan 11 pelanggaran dalam proses pemilihan umum (Pemilu) 2024 di tiga Kabupaten/Kota yang berbeda, yakni Kota Makassar, Kabupaten Maros, dan Gowa.

Temuan ini dianggap sebagai bukti kuat adanya kecurangan dalam pemilu kali ini.

Dalam temuannya, OMS Sulsel menyoroti beberapa pelanggaran seperti lambatnya pencoblosan, temuan surat suara tercoblos, kotak suara yang tidak tersegel, dan kurangnya transparansi terkait jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan sikap ketidakpercayaan terhadap proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI-LBH Makassar, Jumat (16/02/2024). Dalam konferensi pers tersebut, OMS Sulsel menjelaskan beberapa bukti di lapangan yang mengindikasikan ketidakberesan dalam proses pemilu yang diselenggarakan tahun ini.
Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Sulawesi Selatan (Sulsel) menyatakan sikap ketidakpercayaan terhadap proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 saat menggelar konferensi pers di Kantor YLBHI-LBH Makassar, Jumat (16/02/2024). Dalam konferensi pers tersebut, OMS Sulsel menjelaskan beberapa bukti di lapangan yang mengindikasikan ketidakberesan dalam proses pemilu yang diselenggarakan tahun ini. (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Mereka juga menemukan oknum Panitia Pemungutan Suara (KPPS) yang mengarahkan pemilih untuk memilih paslon calon presiden dan wakil presiden tertentu.

Direktur LBH Makassar, Muhammad Haedir menyatakan bahwa pemilu seharusnya diselenggarakan berdasarkan asas-asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu.

"Penyelenggaraanmya wajib berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil",  katanya saat Konferensi Pers di Kantor LBH Makassar, Jumat (16/2/2024).

Namun, pada kenyataannya, pemilu tahun ini diwarnai oleh banyak kejanggalan dan pelanggaran, terutama yang dilakukan oleh pemerintah.

OMS Sulsel juga menuntut beberapa hal, termasuk meminta Presiden Joko Widodo untuk mundur dari jabatan Presiden atas berbagai pelanggaran konstitusi, hukum, dan etika yang terjadi selama pemilu.

Mereka juga mendesak Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk menghentikan proses penghitungan suara dan menggelar pemilu ulang yang jujur tanpa intervensi kekuasaan.

OMS Sulsel juga mengajak seluruh koalisi masyarakat sipil di berbagai daerah untuk bersikap terhadap kecurangan yang terjadi serta politisasi program pemerintah dan intimidasi pada pemilu 2024.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved