Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Fakta Sebenarnya AMIN Unggul 41,37 Persen dan Prabowo Gibran 33,33 Persen Versi Voxpol, Trending X

Hasil tersebut terpampang di teks berjalan atau running text di salah satu stasiun televisi swasta nasional.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Capres 2024. Fakta baru hasil quick count versi Voxpol menunjukkan pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) menang. 

Apabila merujuk pada timeline waktu yang terpampang dalam gambar tersebut, maka terlihat bahwa waktu menunjukkan pukul 15.21 WIB pada Rabu (14/2/2024) lalu.

Pangi pun menjelaskan, berdasarkan hasil quick count pada Rabu pukul 15.18 WIB, AMIN meraih suara sebanyak 23,99 persen.

Sedangkan Prabowo-Gibran memimpin dngan 58,04 persen dan Ganjar-Mahfud memperoleh 17,97 persen.

"Pada data hitung cepat pukul 15.23, sesuai dengan waktu pada foto tangkapan layar yang viral tersebut, hasil hitung cepat Voxpol Center memperlihatkan pasangan Anies-Muhaimin memperoleh 23,99 persen suara."

"Sedangkan Prabowo-Gibran 58,09 persen dan Ganjar-Mahfud 17,92 persen," ujar Pangi.

Dirinya juga mengungkapkan data quick count sebelum atau setelah pukul 15.23 WIB tidak menunjukkan adanya lonjakan suara dari AMIN hingga mereka meraih 41,37 persen suara seperti yang terlihat dalam tangkapan layar tersebut.

Pangi pun menyayangkan terjadinya peristiwa semacam ini terjadi.

Pangi Minta Stop Sebar Hoaks Bawa Nama Lembaga Survei, Bakal Turunkan Kredibilitas

Dia mengungkapkan seharusnya Pemilu 2024 berjalan dengan berpikir obyektif dan tidak 'bawa perasaan' atau 'baper' terkait data seperti quick count sehingga sampai membuat tangkapan layar hoaks seperti itu.

"Itu sangat disayangkan di tengah pemilu yang semestinya bisa berpikir empirik objektif, percaya dengan data, jangan sampai hanya intesubjektif, asumsi, persepsi, apalagi sangat baper terhadap data."

"Data adalah data, suka atau tidak suka itu adalah data. Jadi tidak boleh baperan terhadap data," ujarnya.

Pangi juga mengimbau agar masyarakat tidak menyebarkan berita bohong atau hoaks terkait pemilu dengan mengatasnamakan lembaga survei.

Dia mengatakan jika hal tersebut terus dilakukan, maka akan menurunkan kredibilitas lembaga survei terkait.

"Itu yang sangat kita sayangkan, kita mengimbau untuk jangan menyebar hoaks, itu akan mengganggu kredibilitas terhadap lembaga, itu sama saja dengan memfitnah, menuduh, dan mendiskreditkan orang."

"Itu termasuk pelanggaran HAMm, tidak fair, tidak equal, tidak profesional sama sekali, yang jelas itu sangat tidak bijak," pungkasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved