Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Deklarasi Forum Dosen

Idham Khalid: Demokrasi Sekarang Lecehkan Nilai-nilai Leluhur

Anggota Forum Dosen Sulsel ini menegaskan, secara teori, tegaknya demokrasi ditentukan oleh kelas menengah khususnya kampus. 

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM
Dosen Fakultas Ekonomi Univeristas Muhammadiyah Makassar Dr Idham Khalid 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Idham Khalid, menyebut nilai-nilai demokrasi sama sekali sudah tidak ada di lapangan. 

Apa yang terjadi di lapangan sekarang ini menjelang Pemilu 2024 sangat mengerikan. 

Instrumen kekuasaan betul-betul diarahkan satu tujuan. 

Di mana aparat dikerahkan memenangkan figur tertentu dalam Pemilihan Presiden (Pilpres). 

"Justru forum ini terlambat sebenarnya karena secara pribadi kita sudah paham, artinya dari dulu sinyal-sinyal itu sudah ada tapi kelas menengah ini diam," ujar Idham Khalid dalam Seruan Moral dan Penyelamatan Amanat Reformasi di Kantor Tribun Timur, Senin (6/2/2024). 

Anggota Forum Dosen Sulsel ini menegaskan, secara teori, tegaknya demokrasi ditentukan oleh kelas menengah khususnya kampus. 

Tetapi masalah yang terjadi, kelas menangah berhadapan dengan sesamanya kelas menengah.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno misalnya diharapkan berada di posisi penegakan demokrasi justru dia yang memperjuangkan tiga periode. 

"Ini yang bermasalah terhadap demokrasi kita, artinya kelas menengah sudah terpecah. Jadi jangankan di luar Sulsel, di Sulsel saja sudah tidak kompak lagi bahwa apa yang terjadi sekarang sudah menyimpang dari nilai demokrasi," sebutnya. 

Karenanya, ia sangat mengapresiasi para dosen yang menyuarakan soal demokrasi yang cacat. 

Mereka betul-betul punya hati nurani untuk melihat bagaimana Indonesia kedepan lebih demokratis, lebih baik dan menjunjung nilai-nilai yang disepakati oleh para pendahulu. 

Mirisnya, yang terjadi sekarang ini pelecehan terhadap nilai-nilai leluhur. 

Pendiri-pendiri republik kata Idham Khalid tidak pernah membayangkan akan terjadi hal seperti ini dimana kekuasaan betul-betul menghalalkan segala cara.

"Kita perlu prihatin sampai 14 februari semoga ada perubahan. Karena di lapangan ini aparat sudah main kayu. Ada beberapa laporan masuk ini sudah tidak bisa ditolerir," harapnya. 

"Dan kalau orang kampung dipanggil oleh aparat mereka tidak bisa apa-apa. Semoga ada perubahan ke arah lebih baik. Khususnya aparat back to basic, harus netral," tutupnya. (*) 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved