Opini
Al-Aqsha Kiblat Para Nabi
Dan salah satu peristiwa penting dan bersejarah adalah pembangunan Masjid Al-Aqsha, klaim kepemilikan hingga penguasaan terhadapnya
Bahkan Nabi Muhammad sendiri, jika ditotal jumlah waktu shalatnya sejak diangkat sebagai nabi dan rasul lebih banyak berkiblat pada Masjid Al-Aqsha dibandingkan dengan Masjidil Haram.
Rasulullah shalat menghadap Al-Aqsha selama 14 tahun lima bulan, sedangkan shalat menghadap Masjidil Haram hanya bermula pada tahun kedua setelah hijrah ke Madinah, atau selama 9 tahun.
Karena itu, keistinewaan Masjid Al-Aqsha bagi umat Islam tidak ada tawar menawar, siapa pun mengaku pengikut Nabi Muhammad maka wajib baginya menjaga dan memuliakan kiblat para nabi, dan kiblat pertama umat Islam.
Dan informasi yang terputus terkait Al-Aqsha harus segera disambung, agar umat merasa memiliki tanggungjawab dalam menjaganya.
Ketiga. Masjid Kedua yang dibangun di atas muka bumi. Dari Abu Dzar ia berkata, Saya bertanya, Wahai Rasulullah, masjid apa yang pertama kali di bangun di atas bumi?
Beliau menjawab, Masjidil Haram. Saya bertanya lagi, Setelah itu masjid apa lagi? Beliau menjawab, Masjid Al-Aqsha.
Saya bertanya lagi, berapa jarak pembangunan antara keduanya? Beliau menjawab, Empat puluh tahun, kemudian di mana pun kamu shalat, sesungguhnya keutamaan ada padanya, (HR. Al-Bukhari: 3365 & 3425).
Lalu siapa yang bangun dan kapan? Para ulama berbeda pendapat.
Ada yang mengatakan para Malaikat, Nabi Adam, Nabi Sulaiman, atau Nabi Ibrahim dan Ishak.
Namun mayoritas ulama berpendapat bahwa yang bangun Masjid Al-Aqsha adalah Nabi Adam dibantu para Malaikat, sedangkan Nabi Ibrahim hanya membangun kembali sebagai kiblat dan tempat ibadah bagi umat manusia, lebih khusus pada kedua anaknya, Ismail dan Ishak.
Ismail mejaga kakbah sedangkan Ishak menjaga Al-Aqsha.
Dari keturunan Ishak lahirlah Israel atau Nabi Ya'qub yang dari garis keturunannya melahirkan Nabi Sulaiman yang membangun kembali Masjid Al-Aqsha sebagai tempat ibadah orang-orang beriman sekaligus aebagai kiblat bagi bangsa jin dan manusia yang bertauhid.
Dalil dan fakta sejarah di atas sekaligus sebagai bantahan atas persepsi dan paham Yahudi Zionisme bahwa di Bawah Masjid Al-Aqsha terdapat Kuil Sulaiman sehingga terowongan demi terowongan digali di bawahnya untuk mencari kuil yang hilang itu.
Faktnya tidak ada kuil di bawah Al-Aqsha sebab masjid tersebut sudah ada sejak Nabi Adam, dan posisi Nabi Sulaiman hanya membangun kembali, lalu setelah ribuan tahun karena berbagai peristiwa sehingga hancur, dan kembali di bangun beberapa kali, dan terlihat seperti sekarang.
Keempat. Nabi memerintahkan umatnya untuk datang dan shalat ke Baitul Maqdis atau Al-Aqsha.
Merdeka dari Gigitan Anjing Gila: Momen Kemerdekaan ke-80 untuk Bebas Rabies 2030 |
![]() |
---|
Gaza: Pelaparan Sistematis dan Urgensi Persatuan Umat |
![]() |
---|
Ketika Hukum Dilecehkan: Kasus Silfester Matutina |
![]() |
---|
Kolaborasikan Isu Moderasi Beragama dan Ekoteologi, MAN Pinrang Gelar Workshop Konten Kreatif |
![]() |
---|
Transformasi Bawaslu menjadi Peradilan Khusus Pemilu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.