Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Camat Rantepao

Harta Jeniaty Rike Hanya Rp70 Juta Tapi Berani Mundur dari Jabatan Camat Rantepao Sebab Dipermalukan

Kabar pengunduran diri Camat Rantepao Jeniaty Rike Ekawaty mendapat banyak respon dari netizen, khususnya warga Toraja Utara.

|
Editor: Alfian
ist
Bupati Toraja Utara Yohannes Bassiang dan Camat Rantepao Jeniaty Rike Ekawaty. 

Hal yang sama diungkapkan Kepala BKPSDM Toraja Utara, Cornelia Untung Seru.

Ia mengaku tidak mengetahui soal Camat Rantepao yang diduga mundur dari jabatannya.

Bahkan Cornelia mengaku, dirinya belum mendengar kabar tersebut.

Meski telah menyatakan mengundurkan diri, namun Jeniaty tetap berkantor hingga akhir pekan

Ia mengenakan baju pokko (baju khas Toraja) berwarna merah dipadankan dengan rok warna hitam.

Sosok Jeniaty

Jeniaty dilantik sebagai Camat Rantepao pada 15 November 2022 oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang.

Jeniaty Rike Ekawaty ST MM merupakan alumni SMA 1 Nabire, Papua.

Ibunya bernama Alfrida Rassi, seorang pensiunan guru. Sedangkan ayahnya bernama (alm) Phiter Tangke Rombe, mantan Sekda Kabupaten Paniai, Papua.

Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara.

Di media sosial, khususnya Facebook, surat pengunduran diri Jeny juga beredar dan banyak dikomentari oleh para netizen.

Sala seorang netizen yang mengaku sebagai adik Jeny, Angel Nita, dalam kolom komentar mengatakan, alasan Jeny mendur karena merasa dipermalukan oleh Bupati Toraja Utara, Yohanis Bassang di depan umum.

“Karena kami bukan KAUNAN nya pak Bupati yang dipermalukan seenaknya di depan umum. Yang dimana bukan kesalahannya ibu Jeny tetapi ibu Jeny yang diusir dari atas podium dari (oleh) pak Bupati layaknya Ibu Jeny seekor Binatang, tanpa Pak Bupati mau mendengarkan penjelasan terlebih dahulu dari ibu Jeny,” tulis Angel.

Angel juga menyinggung harga diri keluarganya. Ia menjelaskan bahwa ibu Jeny adalah anak dari almarhum Petrus Tangke Rombe (PTR).

PTR diketahui adalah salah satu tokoh Toraja. Ia juga merupakan eks PJ Bupati Paniai Papua.

“Ibu Jeny adalah anak dari almarhum bapak PTR yng asli dari Ba’lele tetapi dipermalukan di atas tanah Ba’lele sendiri (lapangan bakti).

Harga diri keluarga adalah HARGA MATI! Tidak bisa dibayar dengan apapun,” tulis Angel.(*)

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved