Wawancara Khusus Tribun Timur
Atlet Sulsel 'Gila', Tanpa Uang Transport Masih Mau Latihan
Tim sepak takraw Sulsel berhasil menyabet dua emas dan dua perunggu di kejuaraan yang berlangsung pada 16-22 November 2023.
Karena dari uang transport itulah disisihkan untuk membeli susu dan makanan bergizi.
Masalah ini merata di semua cabor?
Ramli: Permasalahan serupa terjadi di banyak cabang olahraga (cabor).
Kurangnya dukungan finansial dari pemerintah ke KONI memengaruhi suplai dana untuk berbagai cabor.
Ini terjadi pada cabang-cabang prioritas maupun non-prioritas.
Apakah masalah ini terjadi di tingkat provinsi atau kota?
Ramli: Permasalahan ini terjadi di level KONI yang mengalami kendala dalam mendapatkan suplai dana dari pemerintah.
Keterbatasan dana membuat program-program yang direncanakan sulit untuk dilaksanakan.
Bagainan dengan dukungan finansial dari Pemprov Sulsel?
Ramli: Dukungan finansial dari Pemprov Sulsel terhadap olahraga masih kurang memadai.
Hal ini memengaruhi pengembangan dan pemberian dukungan yang diperlukan untuk atlet dan pelatih.
Kendala yang biasanya dihadapi dalam mengikuti laga tingkat Internasional?
Ramli: Kembali lagi ke dana. Sejauh ini, kami telah mengikuti dua kejuaraan internasional, dan semuanya dibiayai oleh ketua PSTI Sulsel.
Baik itu tiket pesawat, penginapan, hingga makanan, semuanya dari beliau.
Bagaimana kepuasan atlet setelah meraih kemenangan di ASEAN Cup?
Ramli: ASEAN Cup tidak terkait dengan pemerintah pusat.
Tim Sulsel mendapat kesempatan untuk berpartisipasi tapi dengan biaya sendiri.
Atlet Putra yang meraih medali emas memiliki peluang besar karena mereka sudah terlatih.
Atlet yang meraih emas itu empat orang merupakan atlet ASEAN Games dan SEA Games.
Berlatih sepak takraw kapan?
Kusnelia: Mulai kelas 3 SMP. saya sekolah di SMP Baebunta Luwu Utara sebelum pindah ke Makassar SMP 14 Makassar.
Upaya menjangkau anak muda dari daerah terpencil?
Ramli: Di daerah terpencil, atlet yang terpantau bakatnya dimasukkan ke Sekolah PPLP di Sudiang, dibiayai dan dididik di sana.
Masalahnya seringkali terkait dengan keterbatasan dana. Kejurda saja masih ada daerah yang tidak ikut karena masalah dana.
Bagaimana perbedaan atlet Indonesia dan luar negeri seperti Thailand?
Ramli: Semakin sering bertanding, mental tandingnya semakin bagus.
Kalau misalnya skor berimbang dia masih bisa keluar dari tekanan. Indonesia 4 tahun sudah pasti pra-PON dan PON, tapi kejurnas tidak tahu kapan.
Kalau Thailand Kejurnas 10 tahun sekali bisa sehingga atlet baru di sana bermunculan.
Kemudian, Thailand pelatihnya pusing atlet yang mana dibuang karena prestasinya hampir sama. Kalau di Indonesia pusing atlet yang mana yang mau dipilih.
Di sana ketika atlet sudah berprestasi tingkat nasional, maka dia datang ke kantor hanya untuk menerima gaji.
Tidak perlu masuk kantor. Sama dengan Kusnelia sekarang terangkat jadi pegawai menpora tidak perlu masuk kantor tapi selalu ada laporan kalau masih berlatih.
Gambaran Kesejahteraan pelatih di Sulsel?
Bukan kami sebagai pelatih cemburu, atlet sering diapresiasi lebih besar. Bonus pun nominalnya terlalu jauh sementara pelatih cuma satu atau dua orang.
Atlet itu tidak bisa berhasil tanpa dukungan pelatih. Pelatih tiap hari berpikir apa yang harus dilakukan, tapi mungkin karena dianggap pelatih tidak berkeringat di lapangan.
Lucunya ketika atlet berhasil jadi juara maka atletlah yang hebat, tapi ketika gagal pelatihnya dikritik.
Pelatih di luar negeri kesejahteraannya luar biasa jadi mereka fokus di sana. Pelatih itu ada tiga pengorbanannya, korban waktu, korban materi, dan korban perasaan.
Kompetisi dalam waktu dekat?
Ramli: World Cup bulan Februari 2023, Asian Indoor Maret, dan Asian University Games di April dan khusus mahasiswa.
Ada perbedaan perlakuan antara sepak bola dengan cabor lain?
Ramli: Sepak bola sering mendapat perhatian lebih dibandingkan olahraga lainnya.
Perlakuan ini terkadang terasa tidak adil bagi cabang olahraga lain yang juga memiliki prestasi. Tapi mungkin karena banyak masyarakat yang menyukai bola.
Pesan untuk para calon atlet muda?
Kusnelia: Jangan pernah cepat puas, terus latihan, dan minta dukungan dari keluarga serta orang-orang terdekat.
Pesan Anda untuk pemerintah?
Ramli: Saya sangat berharap agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada olahraga sepak takraw, terutama setelah prestasi pada PON kemarin.
Dukungan, baik dalam bentuk perhatian maupun bantuan terhadap masalah transportasi, sangatlah penting untuk meningkatkan prestasi.
Bagaimana dengan para calon atlet?
Ramli: Tetaplah berlatih secara maksimal. Hasil akan datang jika Anda konsisten dan meraih prestasi maksimal, seperti senior-senior seperti Rusdi, Hardiansa, dan Kusnelia.
Mereka sudah menikmati hasil dari latihan maksimal setiap hari.
Ketika Anda mulai melakukan sesuatu, lakukanlah dengan sepenuh hati. Jangan melakukan dengan setengah-setengah.
Berlatihlah secara maksimal karena di situlah Anda akan meraih apa yang diinginkan. Berlatih dengan maksimal adalah kunci untuk mencapai prestasi.(hasriyani latif)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Podcast-Ngobrol-Virtual-Tribun-Timur-edisi-Selasa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.