Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lomba Memancing hingga Balap Perahu Katinting Meriahkan Festival Pesona Danau Mawang Gowa Sulsel

DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Gowa menggelar Festival Pesona Danau Mawang, Gowa, Gowa, Sulsel, Minggu (26/11/2023.

Dok HNSI
DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Gowa menggelar festival pesona Danau Mawang Kelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulsel, Minggu (26/11/2023) 

Ada seekor kerbau yang kuat dan sakti bernama i Tambalaulung.

Suatu hari i Tambalaulung bersama teman-temannya beristirahat sambil berkubang disebuah Rawa yang sekarang dinamakan Danau Mawang.

Setelah berkubang Tambalaulung memanggil teman-temanya untuk melanjutkan perjalananya, namun sebagian temannya masih ada ingin mandi dan berkubang.

"Sehingga Tambalaulang sangat marah dan menanduki temannya hingga mati, tak lama kemudian datanglah seekor kerbau sangat besar kuat dan sakti dari kerajaan Bone menemui Tambalaulung untuk mengadu kekuatan," katanya

Setelah keduanya mengadu kekuatan selama 7 hari 7 malam, maka tumbanglah kerbau dari kerajaan Bone.

Tak lama kemudian dengan luka sangat parah i Tambalaulungpun mati.

Setelah Lambalaulung mati dan Terapung di air tiba-tiba bermunculan tumbuh bunga teratai atau bahasa Makassar Tonjong.

"Maka dinamakanlah Danau Mawang dengann ciri hasnya bunga teratai atau bunga tonjong," katanya

Tahun 1640, Syekh Yusuf Tuanta Salamaka ri'Gowa diutus oleh Raja Gowa Sombaya, ke Bontoala Cikoang menuntut ilmu agama tasauf,aru palakka dikembalikan kekerajaan Bone belajar Ketatanegaraan dan Sultan Hasanuddin sendiri tetap di Gowa belajar ilmu ketatanegaraan.

Setelah Syekh Yusuf selesai menuntut ilmu tasauf kembali lagi ke Gowa.

Maka dipanggillah Lo'mo Ri'Antang oleh Da'to Ri'Panggentungan, diperintahkan untuk memanggil Syekh Yusuf untuk pergi memancing di Danau Mawang.

Dan ahirnya beliau bertiga berangkan pergi Mancing di Danau Mawang. Tak lama kemudian tibalah waktu sholat asar.

Setelah mereka sholat ashar bertepatan dengan hujan. Maka Da'to Ri'Panggentungang menyuruh Lo'mo Ri'Antang pergi mencari api untuk bakar rokok.

Namun Lo'mo Ri'Antang tdk mendapatkan api, sehingga Da'to Ri'Panggentungang, mengambil rokoknya yang telah di gulung lalu menarik naik lengan bajunya lalu membakar rokonya melalui air yang menetes dari Capingnya (Saraung bahasa Makassar).

Lo'mo Ri'Antangpun melihat Da'Ri'panggentungang telah merokok dan secara spontan Lo'mo Ri'Antang juga mengambil rokoknya yang sudah digulung lalu membakar melalui kilatan petir saat itu Syehk Yusuf menoleh kekanan Da'to Ri'panggentungng lagi asik menikmati rokonya dan menoleh kekiri Lo'mo Ri'antang juga lagi asik menikmati Rokonya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved