Catatan Akademisi
Demokrasi Kian Membusuk, Hukum Terkubur, Oligarki dan Dinasti Kian Menjadi
Catatan Akademisi yang dituliskan Aswar Hasan Dosen Fisip Unhas ini terbit di halaman 1 Harian Tribun Timur, Jumat (10/11/2023).
Oleh: Aswar Hasan
Dosen Fisip Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM - Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Demokrasi sebagai fondasi bernegara mulai membusuk.
Pilar-pilarnya mulai terinfeksi oleh virus- virus kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara.
Dalam opininya Satrio Wahini di Koran Tempo, menulis bahwa Jokowi dalam praktik kepresidenannya sudah kian melenceng dari rel demokrasi karena seakan-akan mendukung suburnya dinasti politik.
Belum lagi fakta yang memprihatinkan bahwa supremasi hukum ( rule of law), sebagai salah satu pilar demokrasi terpenting, justru makin lemah di era Jokowi.
Jokowi saat ini terlalu dahaga akan kekuasaan dan tidak lagi menghiraukan demokrasi.
Maka pantas saja jikalau salah satu media di Jerman menulis dalam salah satu judul beritanya tentang Indonesia, dengan judul: “ Abschied Vonder Demokratie (Selamat Tinggal Demokrasi).
Demokrasi Kian Memburuk
Dosen Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran Dr. Caroline Paskarina, M.Si., ketika menjadi pembicara pada “Outlook Sosial Politik 2022” yang digelar Dewan Profesor Unpad, menyebutkan bahwa kualitas demokrasi Indonesia sejak 2021 menurun dibandingkan 2019 berdasarkan data Indeks Demokrasi Indonesia Badan Pusat Statistik.
Ada banyak riset yang menjabarkan penyebab penurunan demokrasi tersebut. Beberapa di antaranya laporan rutin The Economist Intelligence Unit (EIU), Indeks Demokrasi Indonesia, dan 2021 Democracy Report yang menunjukkan pengurangan signifikan kebebasan sipil, pluralisme, dan fungsi pemerintahan.
Penurunan kualitas tersebut menunjukkan pergeseran pola demokrasi Indonesia, yang semula demokrasi elektoral menjadi demokrasi yang cacat (flowed democracy).
“Ini berarti bahwa demokrasi elektoral melalui pemilu tidak menjadikan lahirnya pemimpin yang mampu sejahterakan rakyat,” ujarnya (Media Universitas Padjadjaran, 1/10-2022).
Peneliti CSIS Arya Fernandes menyebut kondisi demokrasi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir sedang mengalami regresi atau kemunduran dukungan publik.
Temuan itu, menurut Arya berdasarkan hasil survei CSIS yang telah dilakukan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir atau sejak tahun 2018, yang menunjukan bahwa terjadi penurunan kepuasan publik terhadap iklim demokrasi di Indonesia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.