Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Batas Tenggat Bonus Demografi: Persiapan yang Tak Boleh Diabaikan

Senada dengan hal tersebut dimaknai dengan konsep perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Editor: Sudirman
zoom-inlihat foto Batas Tenggat Bonus Demografi: Persiapan yang Tak Boleh Diabaikan
Ist
Alfitra Mappunna, Forum Indonesia Muda Makassar

Oleh: Alfitra Mappunna

Forum Indonesia Muda Makassar

Memotret pembukaan UUD 1945 pada alinea kedua, yakni “……. mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."

Senada dengan hal tersebut dimaknai dengan konsep perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah.

Setelah Indonesia merdeka misi tersebut bertransformasi menjadi “Mengisi Kemerdekaan”, sehingga pemuda disebut sebagai generasi pelunas janji kemerdekaan.

Optimisme juang pemuda hari ini sedang dipertaruhkan untuk mencapai suatu kemenangan atas penaklukkan bonus demografi.

Jika pemuda mengguat hal itu, maka dia hendaklah membuktikan.

Bonus demografi ataukah petaka demografi adalah dua fenomena yang menjadi pilihan perubahan yang akan terjadi di masa depan, sebagai aktor bonus demografi sudah saatnya kita bersiap dalam merespon peluang yang akan datang.

Perubahan yang tertuju pada dekadensi ataupun akselerasi ditentukan oleh ikhtiar yang digerilyakan.

Kemenangan dan keberhasilan bonus demografi adalah sesuatu yang amatlah dekat dengan kita, namun yang jauh dari kita ialah “mempersiapkannya”.

Memantaskan diri kita secara kolektif sebelum memasuki bonus demografi pada tahun 2030-2040 adalah ikhtiar yang tak boleh diabaikan.

Menilik dari Negara Korea Selatan (Korsel), pada tahun 1950 negara tersebut dinyatakan sebagai negara termiskin se-Asia.

Namun, Korea Selatan mampu mendobrak status quo dengan memanfaatkan bonus demografi untuk bangkit dari keterpurukannya.

Reaksi dari keberhasilan memanfaatkan bonus dmeografi mengantarkan korea selatan untuk mampu berkembang pesat dan membalik keadaan menjadi lebih maju.

Tidak hanya Korea Selatan, Tiongkok sebagai negara dengan penduduk yang majemuk juga merasakan kejayaan akibat memanfaatkan bonus demografi pada tahun 90-an.

Hal itu dapatlah dicapai dengan lahirnya kepekaan bangsa Cina dalam menata SDM melaui investasi besar-besaran di bidang pendidikan sebagai pilar utama.

Indonesia berpotensi mendapatkan hasil yang sama dengan kedua negara tersebut, bilamana memanfaatkan bonus demografi pada tahun 2030-2040 dengan sebaik-baiknya.

Bisakah Indonesia mengambil keuntungan yang berdampak besar bagi kemajuan negara layaknya Korea dan Tiongkok?

Hal itu dapatlah dinilai dari seberapa besar kepekaan anak bangsa untuk berbuat, berkontribusi dan bergerak bersama-sama untuk kebaikan dan kemajuan bumi ibu pertiwi.

Memotret status quo hari ini, SDM tenaga kerja Indonesia masih sedikit yang berpendidikan menengah ke atas, akibatnya daya saing pun cukup rendah.

Tak hanya itu, lapangan kerja juga masih sangat sedikit sehingga angka pengangguran di Indonesia saat ini masih cukup tinggi.

Dan juga Berdasarkan data dari KEMENKO PMK, bahwa capaian pada tahun 2020, Indonesia memiliki nilai IPP sebesar 51,00.

Nilai tersebut mengalami penurunan sebesar 1,67 poin dari tahun 2019.

Sedangkan, target nilai IPP Indonesia di tahun 2024 sebesar 57,67.

Dari permasalahan tersebut, kolaborasi memainkan peran kunci dalam menghadapi tantangan-tantangan kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara mandiri.

Pemerintah, swasta, dunia pendidikan, media, dan masyarakat (termasuk pemuda dan organisasi kepemudaan) hendaklah saling bersinergi dalam mempersiapkan dan juga memaksimalkan perannya dalam meledakkan potensi pemuda sebagai motor penggerak utama bonus demografi.

Indonesia adalah negara yang kuat, bilamana penaklukkan bonus demografi digaungkan tanpa sekat, sinergitas sesama anak bangsa yang begitu erat, meniscayakan kemajuan Indonesia akan terasa dekat.

Rencana aksi dan kolaborasi hendaklah disemarakkan dengan tepat.

Sebab bonus demografi haruslah dijemput dengan peran yang akurat, 2030 tidaklah lagi menjadi waktu yang lama, jika bonus demografi dimaknai dengan kata membangun peradaban, Maka 2030 akan jadi terasa singkat.

Indonesia dalam proyeksi penaklukkan bonus demografi tidaklah bisa kita biarkan hadir yang diisi kekecawaan dan kegagalan atas harapan.

Aktivitas pemuda hendaklah diisi dengan peran untuk memajukan kualitas kesejahteraan.

Implementasi bonus demografi menuju keberhasilan haruslah diawali dengan komitmen kebersamaan.

Sebab, bangsa Indonesia haruslah saling bahu-membahu untuk mewujudkannya menjadi nyata dengan mempersiapkan generasi-generasi penerus bangsa yang lebih matang dan progresif.

Kaum muda identik dengan semangat tinggi dan penuh inovasi.

Dari mereka kita menitipkan janji suci ibu pertiwi untuk direalisasiakan.

Mereka dikenal sebagai motor pembangun peradaban ibu pertiwi.

Sudah saatnya pemuda berperan demi menyalanya lilin-lilin perubahan dan perbaikan.

Oleh sebab itu, mari kita mulai dari sikap ambil bagian.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved