Menilik Peran PT Thunusea Media Oceana, Mitra Pemprov Sulsel Tingkatkan Ekspor Ikan ke Hong Kong
PT Thunusea Media Oceana menjadi mitra Pemprov Sulsel dalam pengembangan dan penguatan strategis daya hasil laut.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) mewujudkan mimpi mengekspor langsung komoditas dari Makassar ke Hong Kong.
Pesawat cargo ekspor secara langsung PT Rusky Aero Indonesia Raindo United Services Makassar Tujuan Hong Kong dilepas Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Terminal Lama Bandara Sultan Hasanuddin, Maros, Rabu (4/10/2023) malam.
Komoditas perikanan pun mendominasi penerbangan perdana ke Hong Kong.
PT Thunusea Media Oceana menjadi mitra Pemprov Sulsel dalam pengembangan dan penguatan strategis daya hasil laut.
Sebagai komitmen mendorong ekspor komoditas perikanan, PT Thunusea Media Oceana telah melakukan penandatanganan bersama dengan Pemprov Sulsel.
Pejabat Direktur Utama PT Thunusea Media Oceana, Dwi Indarmani mengatakan saat ini wilayah operasional pengembangan biota laut tersebar di sejumlah kabupaten kota di Sulsel.
Baca juga: Ekonom Unismuh Makassar Ungkap 8 Cara Agar Pertumbuhan Ekspor Sulsel Berkelanjutan
"Kita ada di Sinjai, Bulukumba, Takalar, Barru, dan Bantaeng, jadi untuk tahap pertama lima Kabupaten," katanya.
Dalam tugasnya, Dwi Indarmani mengaku bergerak di bidang konsultan manajemen.
Kemudian melakukan pendampingan, penguatan, penggerak, dan pendorong pengembangan bisnis ikan tangkap.
PT Thunusea Media Oceana pun mengambil peran dalam menjamin daya tangkap nelayan.
Lebih jauh mempersiapkan daya simpan yang maksimal dengan peningkatan tuang penyimpanan.
"Jadi kita kawal bisnis ikan ini dari hulunnya atau nelayan penangkap ikannya, kita serap hasil tangkapan mereka," katanya.
"Kita siapkan itu bisa mencapai 800 ton satu bulan itu potensinya," sambungnya.
Dwi menjamin ketersediaan stok komoditas hasil laut untuk ekspor.
Maka dari itu, pihaknya bekerja sama dengan beberapa stakeholder.
"Kita bekerja sama dengan pengelola Cold Storage untuk menampung hasil tangkapan dari pengepul sehingga ada wadah untuk penyimpanan stok. Jadi semua ikan itu kita kelola, simpan, dan kita jadikan sebagi etalase sebelum dikirim untuk sekspor," jelasnya.
PT Thunusea Media Oceana juga menggerakan Baku Bicara Ikan (Bara Ikan)
Bara Ikan merupakan sarana untuk mengetahui proses yang dilakukan oleh Thunusea.
Baca juga: Ekspor Sulsel Naik 8,78 Persen, Nikel Penyumbang Utama
"Nah di baku bicara bisnis ikan lah yang seperti tempo hari ada kita launching itu akan menjadi sarana untuk membicarakan persoalan soal perikanan, karena dipersoalan itu akan dicari solusi kan," ujar Dwi
Terkini, masalah yang ditemukan yakni hasil tangkap nelayan belum maksimal.
Nelayan baru bisa menangkap sekitar 30 persen dari potensi yang tersedia di laut Sulsel.
"Untuk permasalahan yaitu serapan hasil tangkap nelayan yang belum optimal, informasinya baru 30 persen, sehingga mudah-mudahan dengan kehadiran kita itu yang 70 persen itu bisa terserap dengan lebih lancar sehingga selain yang tadinya sarapannya cuma 30 persen itu bisa meningkat mencapai 100 persen," jelasnya.
Untuk diketahui, MoU PT Thunusea bersama pemprov Sulsel terkait eksplorasi pengelolaan, pengembangan serta penguatan bisnis hasil laut.
"Kami ditugaskan melakukan penguatan strategis daripada rantai pasok khususnya rantai pasok hasil laut ekspor, baik manajemen diproduksi dipengolahan maupun distribusi dari para pelaku bisnis pelaku usaha dibidang hasil laut," tutupnya.(*)
Hadapi Panen Kedua, Pemprov Sulsel Mulai Antisipasi Perang Harga Gabah di Penggiling |
![]() |
---|
Luwu Raya Akhirnya Kebagian Proyek Jalan Rp2,45 Triliun |
![]() |
---|
2.000 Honorer Diberhentikan, Pemprov Sulsel Hanya Angkat 1.000 PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Jalan di Luwu Raya Dianggarkan 2026 |
![]() |
---|
Lepas Gaji Rp2,9 Juta, 32 PPPK Pemprov Sulsel Pilih Mundur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.