Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rudianto Lallo Mengaku Sudah Menikmati Kritikan Publik

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar Rudianto Lallo menilai peran jurnalis sebagai sosial kontrol di masyarakat.

DOK PRIBADI
Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo (dua kiri) saat menghadiri Talk Show Conference di Red Corner Cafe, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Minggu (30/9/2023). Kegiatan ini digelar oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia Sulawesi Selatan atau IJTI Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua DPRD Makassar Rudianto Lallo menilai peran jurnalis sebagai sosial kontrol di masyarakat.

Ia melihat jurnalis saat ini mampu menyadarkan para anggotanya jika ada yang keluar dari jalur.

Seperti halnya sesuatu yang sedang viral belakangan ini, dimana anggotanya ketahuan merokok dan bermain hp saat rapat.

“Contohnya saat adanya oknum anggota dewan yang asyik bermain gim saat rapat berlangsung,” kata Rudianto Lallo saat Talk Show Conference di Red Corner Cafe, Jl Yusuf Daeng Ngawing, Makassar, Minggu (30/9/2023).

Menurutnya, tugas dari jurnalis menggambarkan informasi kepada masyarakat, sebagai CCTV masyarakat untuk mengawasi kinerja dari pemerintah.

“Apalagi DPRD Makassar merupakan lembaga yang dibayar oleh uang rakyat. Tujuannya supaya teman-teman di DPRD jangan main-main ada CCTV dimana mana (yaitu wartawan)," ujarnya.

Namun, lanjut Rudianto Lallo, dirinya menikmati kritikan yang diterimanya dari masyarakat.

“Makin media mengawasi kami makin bagus. Khususnya kami yang dibayar rakyat. Positif. Makassar ini sudah mantap,” katanya.

Meski begitu, menurutnya, masyarakat harus pintar mengelola sebuah berita yang terbit dari sosial media.

“Sekarang ini jurnalisme sudah positif, medianya kritikannya tajam terpercaya,” katanya.

Sementara Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengaku peran jurnalis di era ini sangat berubah.

Apalagi di era ini para jurnalis menunjukkan kinerja positif di setiap waktunya, termasuk kasus yang viral dan mendapatkan perhatian publik.

Sehingga mampu Polrestabes Makassar dan jurnalis mampu bersinergi secara bersama-sama.

"Ini tentunya positif jurnalisme sudah terbentuk saat ini karena jurnalis sekarang, ada informasi, itu lebih banyak klarifikasi. Bukan langsung ditayangkan," katanya.

Seperti kata Ngajib, menggambarkan contoh melihat permasalahan sosial yang ada di masyarakat Kota Makassar.

"saya melihat bahwa ada permasalahan sosial yakni tawuran antar kelompok, badik, busur," katanya.

"Perubahan sosial luar biasa berbeda, tradisi perang antar kelompok, ada pengkaderan, menjadi kebiasaan, kini menjadi suatu budaya. Alhamdulillah, sekarang sudah berkurang," ujarnya.

Apalagi, menurutnya, saat ini media mampu memberikan berita-berita yang lebih positif kepada masyarakat.

Sehingga, lanjut Ngajib, tingkat kriminalitas di Kota Makassar mulai menurun.

"Kemudian saya lihat terkait permasalahan Kamtibmas, dari data dibandingkan 2022 sampai bulan Agustus ini ada penurunan sampai 46,49 persen itu," jelasnya.

Hal ini juga, kata Ngajib, tidak lepas dari peran masyarakat yang menjaga Kamtibmas di wilayahnya.

"Tapi sekarang berkurang dan terima kasih dan bersyukur atas memperbaiki dan sekarang kurang sekali tawuran. Ini tak lepas media, jurnalis. Lebih memberitakan positifnya," katanya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved