Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral di Medsos

Camat Gunung Sindur Benarkah Air Keran Warga Tercampur BBM, Dari Mana Asal Bensin Warga Biru Itu?

Camat Gunung Sindur, Dace Hatomi, membenarkan kejadian air keran dan air sumur warga tercampur bahan bakar minyak (BBM).

|
Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Capture video viral air keran dan air sumur berwarna biru diduga bensin di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023). (Instagram @gunungsindurbogor) 

Postingan tersebut langsung ramai dikomentari netizen.

Berikut beberapa komentar netizen dirangkum Tribun-Timur.com:

"Lumayan pak ga ush beli bensin (emoji tertawa)," tulis pemilik akun @wienthea1.

"Menang banyak. Gausah isi bensin lagi inj mah buat stock (emoji tertawa) sebulan wkwk," tulis pemilik akun @cekaja_mail28.

"Waahhhh mumpung masih tercemar tampung pake tong sebanyak2 nya," tulis pemilik akun @imaulana.

"Apakah ada kemungkinan Tanki yg di kubur di pom itu bocor min," tulis pemilik akun @seblaklegi_prasmanan.

Polisi Turun Tangan

Polisi menyelidiki air sumur berwarna biru di Kampung Nagrog, Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (7/9/2023).

Petugas telah mendata dan mengambil sampel air dari sumur warga.

"Tadi kami mengecek ke lokasi dan benar air sumur warga diduga tercemar oleh bahan bakar minyak (BBM)," ujar Kapolsek Gunung Sindur, Kompol Budi Santoso, saat dikonfirmasi melalui keterangan tertulisnya, Kamis malam.

Dari hasil pengecekan, diduga pencemaran tersebut berasal dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada tak jauh dari permukiman warga.

Budi menyebut, air sumur yang diduga tercemar itu berwarna biru seperti BBM dan bahkan bisa terbakar jika disulut api.

Dari pendataan yang dilakukan, sambung Budi, total ada 12 sumur di rumah warga yang diduga tercemar atau mengandung minyak.

Agar tak membahayakan warga, sumur-sumur di rumah warga sudah ditutup dengan garis polisi atau police line.

"Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, kami langsung memasang garis polisi dan mengimbau warga tidak melakukan aktivitas di area tersebut, hingga penanganan yang dilakukan oleh pihak SPBU selesai," ucapnya. (Kompas.com/ Afdhalul Ikhsan) (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved