Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Peran TRC BPBD Hadapi Potensi El Nino di Luwu, Tunggu 'Perintah' Dinas Pertanian dan Damkar

Banyak daerah yang diperkirakan akan gagal panen karena kekurangan air untuk mengairi sawah.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/ Sauki
Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Luwu Karyadi saat ditemui Tribunluwu.com saat meninjau lokasi banjir bandang di Kecamatan Latimojong. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Badai panas atau El Nino diperkirakan akan melanda dunia.

El Nino dipicu akibat perubahan iklim yang terjadi.

Hal itu menjadi pemicu pemanasan secara global.

Akibatnya, sebagian wilayah yang ada di Sulawesi Selatan merasakan kekeringan.

Banyak daerah yang diperkirakan akan gagal panen karena kekurangan air untuk mengairi sawah.

Pemerintah pun melakukan gerak cepat penanganan El Nino.

Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Luwu Karyadi mengaku, pihaknya terus memantau potensi bencana yang ditimbulkan El Nino.

Secara teknis, sambung Karyadi, pihaknya hanya baru membuat Surat Keterangan (SK) tanggap darurat untuk tindak lanjut penanganan kekeringan setelah menerima perintah Dari Dinas Pertanian.

"Karena BPBD di sini cuma sebagai pemantau. Nantinya apabila sudah terjadi fuso pada Dinas Pertanian dan kebakaran oleh Dinas Damkar, maka kami baru membuat SK tanggap darurat," jelasnya, Rabu (6/9/2023).

Kata Karyadi, untuk mengantisipasi antisipasi bahaya El Nino, Dinas Pertanian dan Donas Damkar telah melakukan untuk membahas hak tersebut.

"Jadi di sini kami sebagai pemantau saja dan menerima laporan dari instansi dan membuat SK tanggap terkait apabila dibutuhkan," ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Luwu Basmin Mattayang juga gelah menghimbau 22 camat.

Basmin memerintahkan kepada 22 kecamatan yang ada di Luwu untuk mengambil langkah mitigasi El-Nino.

Kata Basmin, petani diminta untuk tidak menjual habis hasil panennya.

"Agar setiap masyarakat petani yang mendapatkan hasil pertanian pada setiap panen, gabahnya tidak semua dijual, akan tetapi disimpan sebagian sebagai cadangan pangan," jelasnya.

Dirinya menambahkan, setiap camat juga diminta untuk melaporkan perkembangan wilayahnya apabila terjadi potensi kekeringan.

"Saya juga meminta camat untuk senantiasa melaporkan kondisi wilayahnya setiap saat apabila mengalami kegagalan dan kerawanan pangan," ujarnya.

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved