Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

VIDEO: Arpah Perawat Puskesmas Bua Luwu Dikeroyok Keluarga Pasien, Dapat Luka di Bagian Wajah

Arpah yang kala itu bertugas, harus mendapat bogem mentah dari keluarga pasien yang naik pitam.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Ansar

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Arpah perawat Puskesmas Kecamatan Bua, Sulawesi Selatan mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari keluarga pasien.

Arpah yang kala itu bertugas, harus mendapat bogem mentah dari keluarga pasien yang naik pitam.

Kronologi pengeroyokan keluarga pasien bermula saat Arpah menangani pasien kecelakaan lalu lintas (laka lantas).

Arpah melihat kondisi ruangan yang penuh sesak akibat banyaknya keluarga pasien yang ingin melihat kondisi korban laka lantas.

Dari situ, Arpah lalu meminta sebagian keluarga untuk menunggu keluar karena akan dilakukan perawatan medis.

Namun, keluarga pasien merasa tidak terima dan cekcok dengan Arpah.

Terbawa emosi, Arpah lalu dikeroyok oleh keluarga pasien.

Pengeroyokan itu lantas viral setelah terekam kamera warga.

Video berdurasi 2 menit itu mempertontonkan Arpah yang sedang diamuk keluarga pasien.

Tak terima dengan perlakuan tersebut, perawat tersebut lalu melaporkan insiden itu ke Polres Luwu.

Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muhammad Saleh pun membenarkan hal tersebut.

Kata Saleh, pelaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Luwu.

Saleh menambahkan, perawat yang menjadi korban bernama Arpah.

Dari informasi yang dihimpun, Arpah mendapat sejumkah luka di bagian wajah.

Ia lalu melakukan visum di RS Batara Guru, Kota Belopa, Luwu.

Kasat Reskrim Polres Luwu AKP Muhammad Saleh menerangkan, pihaknya telah menerima aduan dari Arpah.

"Sudah masuk laporannya kemarin. Tengah malam datang ke kantor. Kami sudah lakukan penyelidikan," jelasnya, Minggu (27/8/2023).

Menurut Saleh, pengeroyokan itu terjadi di Puskesmas Bua, Kelurahan Sakti, Kecamatan Bua, Luwu pada, Sabtu (26/8/2023) sekitar pukul 17.00 Wita sore.

Dari keterangan korban, sambung Saleh, Puskesmas Bua sedang merawat pasien kecelakaan lalu lintas.

Namun, keluarga pasien ingin melihat dan berupaya menerobos masuk.

Korban lalu mencegat keluarga pasien yang hendak masuk karena sedang dilakukan penanganan medis.

"Cekcok dengan keluarga pasien. Keluarga pasien ngotot ingin masuk. Dilarang oleh korban," pungkasnya.

Kata Saleh, saat ini pihaknya sudah mengantongi dua nama pelaku kekerasaan kepada perawat Puskesmas Bua.

"Kami belum tahu jelasnya berapa orang. Tapi perkembangan sudah ada dua nama yang kami kantongi," terangnya.

"Sementara penyelidikan lagi. Saksi-saksi sudah kami mintai keterangan juga," tutupnya.

Insiden pemukulan kepada Arpah menuai banyak respon dari organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau PPNI.

Ketua DPW PPNI Sulsel Abdul Rakhmat menyampaikan kekecewaanya kepada kasus yang menimpa Arpah.

Kata Rakhmat, insiden tersebut bukan tak mungkin membawa trauma bagi perawat lain.

"Pertama bahwa posisi perawat sebagai garda terdepan dalam menolong masyarakat. Dengan adanya perilaku oknum seperti yang terjadi di Puskesmas Bua membuat teman teman merasa tidak aman dan nyaman memberikan pelayanan kepada masyarakat," jelasnya di Gedung Graha Persatuan Perawat Nasional (PPNI) Jl Adhyaksa, Makassar, Minggu (27/8/2023).

Menurut Rakhmat, pihaknya menunutut agar pihak berwajib bisa mengusut tuntas kasus tersebut.

"Oleh karena itu, tentu harapan kami sebagai Ketua DPD PPNI Sulsel pihak berwajib bisa mengusut tuntas selain sebagai masyarakat yang mendapatkan posisi yang sama di mata hukum, bahwa ini adalah kekerasan yang didapatkan teman sejawat kami," terangnya.

Dirinya menambahkan, kejadian pemukulan Arpah perawat Puskesmas Bua sudah sampai ke telinga nasional.

Rakhmat mengaku, gelombang dukungan datang dari hampir semua pengurus DPW PPNI se Indonesia.

"Jadi secara umum kami dari DPW PPNI Sulsel mengutuk keras kekerasan yang terjadi dan kasus ini sudah diketahui nasional. Hampir seluruh ketua-ketua DPW PPNI se Indonesia merespon yang sama

dan tentu kita berharap kehadiran pemerintah dalam memberikan rasa nyaman dan keamanan bagi perawat karena tugas dia untuk menolong masyarakat," ujarnya.

Rakhmat menggambarkan, perilaku yang dialami Arpah melukai hati seluruh perawat yang ada di Indonesia.

"Spirit kami itu satu perawat terluka berarti seluruh perawat terluka," pungkasnya.

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved