BKKBN Sulsel Gandeng Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV/Hasanuddin Donor ASI untuk Bayi Stunting
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel melakukan Promosi dan KIE Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan stunting.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulsel melakukan Promosi dan KIE Pengasuhan Balita dalam Rangka Penurunan dan Percepatan Stunting.
BKKBN kali ini menggandeng Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV/Hasanuddin dan Bhayangkari Daerah Sulawesi Selatan.
Para ibu Persit dan Bhayangkari hadir membawa anaknya masing-masing dalam agenda pencegahan stunting ini.
Uniknya, para istri-istri tentara akan mendonorkan ASI nya kepada bayi yang mengalami stunting.
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana PD XIV/Hasanuddin, Desi Totok Imam Santoso mengatakan, donor asi ini akan diberikan kepada bayi stunting, bayi kekurangan gizi, dan bayi terlantar yang membutuhkan.
Baca juga: Cegah Stunting, Kepala BKKBN Sulsel Himbau Masyarakat Atur Kelahiran Anak Secara Sehat dengan KB
"Kami mengajak istri anggota TNI yang sedang menyusui bisa memberikan donasi ASI nya untuk bayi yang dimaksud tadi," ucapnya di Hotel Swissbell Panakkukang, Jl Boulevard, Selasa (15/8/2023).
Nantinya ASI yang telah didonor tersebut akan dikoordinir bersama BKKBN untuk penyaluran dan distribusinya kepada bayi-bayi yang dimaksud.
Ada 40 an ibu menyusui yang akan ikut dalam donasi ASI ini, untuk sementara akan menyasar 11 anak kategori stunting
"Kami pusatkan di satu kecamatan dulu, dan dalam waktu 3 atau 4 bulan kedepan kita akan menyasar lebih banyak lagi," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin mengatakan, dari seluruh siklus kehidupan, tahap yang sangat penting adalah seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK).
100 HPK dimulai sejak dalam perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang.
Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.
"Agar 1000 HPK dapat dilalui dengan baik, maka asupan nutrisi dan gizi harus tepat, dan pola pengasuhan yang baik," ujarnya.
Tidak terpenuhinya asupan nutrisi dan gizi, serta kesalahan dalam pengasuhan pada masa 1000 HPK seorang anak akan berdampak sangat buruk dan permanen terhadap pertumbuhan dan perkembangannya
Mengingat begitu pentingnya periode 1000 HPK bagi masa depan setiap anak di Indonesia, maka sebagai bentuk upaya peningkatan pengetahuan BKKBN menyelenggarakan kegiatan Promosi dan KIE Pengasuhan Balita Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting.
Investor Lirik Potensi Tuna Sulsel, DKP Dorong Pengolahan dan Ekspor |
![]() |
---|
8 Bulan 102 Kecelakaan di Sinjai, Mayoritas Libatkan Motor |
![]() |
---|
Dies Natalis ke-41, UT Mantapkan Inovasi Digital untuk Pendidikan Berkualitas |
![]() |
---|
Anggaran Rp78 Juta untuk Perabotan Rujab Ketua DPRD Enrekang Dibatalkan, Ikrar Eran Batu Minta Maaf |
![]() |
---|
PSM Makassar vs Persita, Duel Tim Papan Bawah Berebut Kemenangan Perdana |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.