Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dampak El Nino

Hendra: Makassar Itu Unik Musim Hujan Kebanjiran, Kemarau Kekeringan

Akhmad Hendra Hakamuddin mengatakan kesulitan air di beberapa wilayah memang kerap terjadi.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
Tribunnews.com
Ilustrasi - Kekeringan di Kota Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puncak El Nino, fenomena iklim yang membuat curah hujan mengalami penurunan terjadi pada Agustus hingga September mendatang 

Bahkan, fenomena iklim ini diprediksi terjadi hingga akhir tahun.

Dampak El Nino sekarang ini sudah dirasakan oleh masyarakat Kota Makassar, utamanya di daerah Tamalanrea-Biringkanaya dan wilayah utara Kota Makassar

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar Akhmad Hendra Hakamuddin mengatakan kesulitan air di beberapa wilayah memang kerap terjadi.

Itu disebakan karena seiring tidak terjadi hujan di wilayah tersebut.

"Di sini (Makassar) itu unik kalau musim hujan kebanjiran, kalau kemarau kekeringan," ucap Hendra Hakamuddin, Kamis (3/8/2023).

Hendra-sapaannya juga mengakui, bencana kekeringan ini terjadi mulai Agustus sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Karena itu, warga diharapkan untuk menghemat air bersih untuk mencegah terjadinya krisis air berkepanjangan.

"Ini kekeringan di atas normal dampak el nino dan telah diprediksi BMKG, ini kita antisipasi karena puncaknya di Agustus ini," jelasnya.

Pemerintah sejauh ini telah mengirimkan bantuan air ke wilayah terdampak kekeringan. Seperti dengan mengerahkan mobil tangki dari PDAM dan Pemadam Kebakaran (Damkar).

"Damkar bantu 5 mobil tangki PDAM 15 unit. Ada beberapa wilayah di utara kota seperti utara perkotaan. Jangankan kemarau, normal saja kering," ujarnya.

Hal sama disampaikan legislator Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar, Nunung Dasniar.

Krisis air bersih menjadi masalah berulang yang dialami warga setiap tahunnya.

Menurutnya, pemerintah belum bisa memberikan solusi untuk mengatasi masalah air bersih ini.

"Buktinya warga Tamalanrea-Biringkanaya masih terus keluhkan air bersih, lima titik reses saya lakukan semuanya mengeluh soal air, padahal ini  masalah berulang tapi belum juga diatasi," ungkapnya.

Soal keterbatasan air bersih, sebelumnya Direktur Perumda Air Minum (PDAM) Kota Makassar Beni Iskandar mengatakan, PDAM sudah turunkan pompa suplesi di waduk Nipa-nipa.

"Itu untuk antisipasi kekurangan air baku di leko pancing. Dimana masalah di musim  kemarau suplai air baku dari leko pancing berkurang," uap Beni Iskandar. 

"Setiap kemarau diturunkan pompa di waduk nipa-nipa, kalau tidak diturunkan pompa maka itu (kekeringan) akan terjadi, tapi kita sudah antisipasi," sambungnya 

Dengan antisipasi yang dilakukan, yang dulunya masyarakat barat kota mestinya mendapatkan suplai air 600 liter per detik dan pada saat kemarau turun menjadi 450 liter perdetik, sekarang sudah mulai stabil.

Kepada masyarakat, Beni mengimbau agar mereka menghemat penggunaan air bersih.

Kemudian jika ada warga yang mengalami krisis air ia meminta untuk segera melapor ke PDAM dengan menghubungi call center atau langusng menghubungi nomor pribadinya.

"Selama saya menjabat nomor hp saya hampir semua lapisan masyarakat punya, jadi ketika ada masalah mereka bisa menghubungi saya langsung atau bisa lewat call center," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved