Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tahun Baru Hijriyah

Spirit Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram 1445 H, Menghadapi Gelombang Tsunami Irfomasi di Era Post-Mo

Momentum dan spirit tahun baru hijriyah 1 Muharram 1445, di tengah arus gelombang “tsunami’ informasi dan dampaknya pada kehidupan era post-modernisme

Editor: AS Kambie
DOK PRIBADI
Irfan Yahya, Alumnus S3 Sosiologi Unhas/Aktivis Hidayatullah 

Sebaliknya, apa yang dianggap sebagai tindakan mulia oleh nilai-nilai materialistik dianggap sebagai hal yang keliru jika dilihat dalam perspektif Islam. Berikutnya, surah Al-Muzammil dari ayat ke-1 sampai ke-10 yang diawali dengan menyeru kepada “orang yang berselimut” agar bangkit.

Orang yang menyadari beban dan problema yang berat sekali di hari-hari mendatang, sementara itu kemampuan manusiawi untuk menyelesaikan problema dan tantangan tersebut tidak terbayang atau tidak dimilikinya.

Pada umumnya orang yang berada dalam situasi seperti ini akan mengalami tekanan psikologis yang hebat, karena tidak mengerti tentang apa yang harus dilakukan untuk menghadapinya. Apakah yang harus dilakukan, sementara orang tersebut tak lagi bisa menghindar dari problema besar tersebut, terlebih pada era post-mo yang serba bersifat artifisial atau superfisial itu.

Allah Swt memerintahkan agar kita bangun malam untuk salat tahajud dan juga memperbanyak membaca ayat-ayat Alqur’an. Mengapa salat tahajud dan membaca Alqur’an menjadi pilihan dalam menghadapi problema besar tersebut.

Salat tahajud adalah inti olah dan penempaan spiritual yang paling penting, yang oleh karena itu orang-orang yang menjalankannya akan mengalami transformasi spiritual, meningkat maqam spiritualnya sehingga lebih dekat kepada Allah Swt.

Perintah untuk qiyamul lail warattil qur’anal tartila (shalat lail dan membaca Alqur’an dengan seksama) adalah pilihan paradigma transformasi internal yang paling tepat, sejalan dengan orientasi dasar dan nilai-nilai Alqur’an itu sendiri.

Di sinilah terasa kekuatan konsistensi yang begitu kuat dari ajaran Islam ini dalam menerapkan prinsip-prinsip dasar, sistem penjelas dan paradigma transformasinya.

Hal ini dalam surah Al-Muddatstsir ayat ke-1 sampai ke-7, Allah Swt memerintahkan, “bangkitlah, lalu berilah peringatan!” Penegasan perintah qum faandzir, mengharuskan Rasulullah Saw bersama sahabat membangun kerangka kerja dakwah, dengan melihat secara visional bahwa masyarakat Arab jahiliyah adalah obyek dakwah, bukan musuh yang harus dilenyapkan.

Penegasan visi dakwah ini sangat menentukan, meskipun sesungguhnya secara psikologis sangat sulit dipraktekkan, karena pengalaman-pengalaman pahit para sahabat yang mendapatkan perlakuan zalim dari orang-orang Arab Quraisy ini; sejumlah sahabat disiksa dan yang lain dibunuh dengan kejam, sehingga inipulalah yang melatari peristiwa hijrah ke Madinah itu terjadi dan peristiwa ini menjadi titik star dalam penanggalan Hijriyah.

Karena itu untuk memberikan peringatan dan dakwah secara terbuka kepada masyarakat luas, hal pertama yang dilakukan adalah membuat “rancang bangun” gerakan dakwah, dalam suatu organisasi dengan otoritas kepemimpinan Rasulullah Saw yang tak terbantahkan.

Bahkan ketaatan atas kepemimpinan Rasulullah Saw adalah bukti dari keimanan itu sendiri. Di samping itu, para sahabat juga digembleng oleh Rasulullah Saw di rumah Arqam bin Arqam, sehingga benar-benar memahami ajaran Islam dengan baik.

Terakhir ayat-ayat Al- Fatihah ayat ke-1 sampai ke-7 merupakan tuntunan untuk mewujudkan sebuah tatanan masyarakat yang kaffatan linnas, rahmatan lilalamin yang sangat jauh dari jagat ketidakpastian arah dan kegalauan makna yang timbul akibat simulasi hiper-realitas (hyper-reality) pada masyarakat dunia di era post-modernisme saat ini. Wallahualam.(*)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved