Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

589 Kasus Kematian Jamaah Haji Tembus Angka Psikologis, Tertinggi PascaTragedi Terowongan Mina

Angka kematian harian jamaah haji menembus angka psikologis, 589 jamaah wafat pada Rabu (12/7/2023), atau hari ke-50 misi haji Indonesia.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sakinah Sudin
Tribun Timur/ Thamzil Thahir
LUAR TENDA - Jamaah haji Indonesia dari embarkasi Solo di Maktab 70 Jawa Tengah tidur di luar tenda, pada 10 Dzulhijjah 1444 H. jamaah wafat harian per Rabu (12/7/2023) tercatat 589. Ini rekor tertinggi dalam 30 tahun terakhir. 

Rerata kematian harian antara 10 hingga 15 kasus. Selasa (11/7) misalnya ada 18 jamaah wafat dan Rabu (12/7/2023) turun jadi 11 kasus.

Rilis kantor konsulat jenderal Indonesia di Jeddah, pekan lalu, menyebut kumulatif harian jamaah wafat terjadi di puncak musim haji (27 hingga 30 Juli 2023).

Dalam perideo tiga hari itu, ada 200 kasus kematian dengan rerata kasus perhari 60 hingga 70 kasus.

Data dashboard siskohat juga mengkonfirmasi bahwa dari 71,9 persen kasus kematian, berada di rentang usia lanjut usia (65 hingga 97 tahun).

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menunjukan angka kematian jamaah haji Indonesia mencapai 555 per Selasa (11/7/2023).

Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengungkapkan penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini.

Kabid Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 2023, Imran mengatakan, faktor utama penyebab tingginya angka kematian jamaah haji tahun ini karena tingginya jumlah jamaah haji lanjut usia (lansia).

Jumlah jamaah haji usia 60 tahun ke atas mencapai 45 persen dari total kuota haji Indonesia sebanyak 229.000.

Ia menjelaskan, di tahun-tahun sebelumnya, jumlah jamaah haji yang usianya di atas 60 tahun sekitar 30 persen dari total kuota haji Indonesia.

"Dan jamaah haji yang masuk kelompok berisiko tinggi (risti) jumlahnya sebesar 75 persen (dari total kuota haji Indonesia tahun ini," kata Imran.

Ia menyampaikan, jamaah haji yang masuk kelompok risti di tahun-tahun sebelumnya rata-rata berjumlah 63 persen saja.

Imran juga mengungkapkan, setelah puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna), jamaah haji yang meninggal dunia disebabkan beberapa penyakit.

Di antaranya syok kardiogenik, infark miokard akut, dan sepsis,disebabkan pneumonia atau radang paru.

Sehubungan dengan tingginya angka kematian jamaah haji usapi puncak ibadah haji, Imran mengingatkan, jamaah haji diharapkan untuk istirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri dalam aktivitas fisik. (@thamzilthahir)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved