Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngovi Tribun Timur

Inilah Gejala Rabies pada Manusia yang Perlu Diwaspadai, 98 Persen Disebabkan Gigitan Anjing

Sejak terkena gigitan atau terkontaminasi virus rabies sampai terlihat ada gejala klinis biasanya berakhir kematian.

Penulis: Nining Angraeni | Editor: Hasriyani Latif
Tangkapan layar YouTube Tribun Timur
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Ardadi saat menjadi narasumber Ngobrol Virtual Tribun Timur, Jumat (23/6/2023). Podcast kali ini membahas tentang kasus rabies di Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan ( Dinkes Sulsel ) mengatakan masyarakat harus mengetahui apa itu penyakit rabies.

Pasalnya, saat ini kasus infeksi rabies sedang marak terjadi di Sulsel.

Hal itu diungkapkan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Ardadi saat menjadi narasumber Program Ngobrol Virtual Tribun Timur, Jumat (23/6/2023).

"Kasus terkena rabies itu biasanya disebut anjing gila. Rabies ini salah satu penyakit akut yang bersifat zoonotik artinya bisa disebarkan jenis hewan-hewan tertentu," katanya.

Dikatakan, secara umum penyakit ini sudah dikenal berabad-abad lamanya.

Juga penyakit ini dimaknai sangat menakutkan.

Karena sejak terkena gigitan atau terkontaminasi virus rabies sampai terlihat ada gejala klinis biasanya berakhir kematian.

"Hasil gigitan hewan atau cakaran itu bisa saja terkontaminasi virus rabies jika seseorang terkena gigitan," sebutnya.

Ardadi mengatakan, ada beberapa jenis hewan yang berpotensi menyebarkan rabies. Tapi angka tertinggi yakni anjing.

Kemudian ada kucing, rubah, musang, kelelawar juga berpotensi menularkan rabies.

"Data menunjukkan hampir semua rabies itu disebabkan oleh anjing yakni 98 persen," ucapnya.

Ardadi menyebutkan gejala-gejala yang timbul pada hewan dan manusia.

"Ada dua sisi bagaimana kita melihat rabies ini. Ada sisi pada hewan dan manusia," katanya.

Pada sisi hewan, kata Ardadi, ada banyak variabel bisa menyebabkan hewan itu terjangkit rabies.

Misalnya, ada hewan asing yang sudah terkena rabies masuk ke suatu kawasan atau wilayah yang ada manusia atau pemukiman.

Di sini lah letak potensinya. Di mana hewan tersebut bisa menggigit manusia atau pun hewan peliharaan manusia.

Baca juga: Sepanjang Januari-Juni, Dinkes Sulsel Catat 3.095 Orang Digigit Hewan Rabies

Baca juga: Waspada Anjing Gila! Dua Warga Ponrang Selatan Luwu Digigit, Warga Was-was

"Untuk gejala, secara umum bisa dilihat pada manusia masa inkubasinya variatif. Ada yang dua minggu bahkan sampai dua tahun. Setelah tergigit sampai terjadi gejala itu bisa variatif di mana gigitan rabies itu sudah bisa ada gejala," ujarnya.

Saat terkena rabies, seseorang itu akan demam, insomnia, agresif dan ada yang takut cahaya, takut air, dan angin.

"Biasanya ada kondisi pasien di dera rasa haus tapi tidak mau minum karena takut air. Ketika virus itu sudah sampai ke otak, sangat jarang ada yang selamat," tuturnya.

Sementara untuk hewan itu termasuk singkat. Rata-rata jika hewan tergigit dan terinfeksi rabies bisa tiga sampai lima hari sudah terlihat.

"Hewan biasanya sudah mulai agresif, tidak menerima respon dan menjadi penyendiri. Maka dari itu, warga yang punya peliharaan wajib melakukan vaksinasi hewan secara berkala," katanya.

Yang paling bahaya, lanjut Ardadi, kalau infeksi rabies itu sudah sampai otak.

"Sampai sekarang kita belum menemukan obat untuk menyembuhkan rabies. Kalau sudah masuk otak, penanganannya setengah mati. Kalau sudah masuk di jaringan mulut, biasanya air liur berbusa," imbuhnya.(*)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Nining Angreani

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved