Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Kampus

2 Mahasiswa Unismuh KKN di Philipina, Semua Biaya Ditanggung Kampus

Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan baru saja kembali mengikuti KKN Internasional di Philipina..

|
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Mahasiswa KKN Internasional Unismuh Makassar di Redaksi Tribun Timur, Sabtu (17/6/2023) 

TRIBUN TIMUR.COM, MAKASSAR - Dua mahasiswa Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sulawesi Selatan baru saja kembali mengikuti KKN Internasional di Philipina.

Kedua mahasiswa tersebut bernama Muhammad Anas Faulana. Ia adalah mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Unismuh Makassar.

Ada juga Alfira Putri Rengganis sebagai Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unismuh Makassar.

Muhammad Anas Faulana ditempatkan di Kota Davao City yang jaraknya sekitar dua jam dari Ibukota Negara Philipina. Dafao kota terbesar kedua di Philipina. Ia ditempatkan di kantor Konsulat Indonesia.

Ia membantu pelayanan administrasi masyarakat Indonesia di Philipina.

Sedang Alfira Putri Rengganis ditempatkan di  General Santos City Purok Quilantang. Sebuah daerah yang jauh dari Ibukota di negara Philipina.

Keduanya menemukan orang Indonesia keturunan yang sulit lagi menggunakan bahasa Indonesia.

Selama KKN, keduanya mengakui banyak mendapatkan pengalaman luar biasa.

"Jadi selama KKN Internasional di sana, kami banyak menemui masyarakat Diaspora Indonesia yang sulit lagi berbasa Indonesia," kata, Muhammad Anas Faulana dalam Bincang Kampus di Redaksi Tribun Timur, Sabtu (17/6/2023).  

Diaspora Indonesia atau Orang Indonesia perantauan (bahasa Inggris: Indonesian Diaspora) adalah orang-orang dengan keturunan Indonesia yang menetap di luar Indonesia.

Mereka mengungkap, masyarakat turunan Indonesia itu merupakan generasi ke empat perantau Indonesia di negara itu.

"Kalau mereka ditanya warga apa? mereka bangga menyampaikan bahwa dirinya warga yang berkenbangsaan Indonesia yang hidup di Philipina," ungkap Muhammad Anas Faulana.

Tak hanya bahasa Indonesia yang mereka tak pandai.

Juga termasuk nama pemimpin, presiden dan nama-nama pulau di Indonesia banyak yang tidak diketahui.

Baik Muhammad Anas Faulana, maupun Alfira Putri Rengganis selama berada di negara tersebut mereka mengajari wawasan kebangsaan Indonesia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved