Maestro Teater UNM
Maestro Teater UNM Kunjungi SMPN 27 Makassar, Kenalkan Teater Tradisional Kondobuleng ke Siswa
Generasi millenial sudah familiar dengan drakor, tetapi mungkin hanya sedikit sekali yang mengenal cerita rakyat berbentuk teater lokal.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Sukmawati Ibrahim
Naston SPd MPd
Wakil Kepala SMP Negeri 27 Makassar
Melaporkan dari Makassar, Sulsel
TRIBUN-TIMUR.COM - Generasi millenial sudah familiar dengan drakor, tetapi mungkin hanya sedikit sekali yang mengenal cerita rakyat berbentuk teater lokal seperti kondobuleng.
Pengenalan nilai tradisi seperti dilakukan oleh Dr Asia Ramli Prapanca MPd, dosen dan Maestro teater dari Universitas Negeri Makassar (UNM) bersama dua dosen seni lain Andi Taslim Saputra SPd M Sn dan Khaeruddin SSn MPd yang dihelat di SMP Negeri 27 Makassar pada Kamis (15/6/2023) memiliki nilai strategis bagi penguatan nilai-nilai tradisi lokal dalam dunia pendidikan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program kemitraan masyarakat antara FSD UNM dan LP2M.
Seperti diketahui, teater rakyat Kondobuleng merupakan bentuk teater tradisional masyarakat penutur bahasa Makassar bernafaskan komedi satir yang dimainkan oleh lima orang yang memerankan tokoh nelayan, penjala, pemancing dan pemburu.
Berdasarkan hasil penelitian kondobuleng memiliki nilai pendidikan, nilai moral, nilai estetik, nilai sosial-kultur dan nilai kemanusiaan.
Kegiatan ini dikemas dengan sosialisasi penyajian teater kondobuleng dengan bentuk yang baru untuk siswa sekolah.
Mereka diajak untuk bermain teater melalui model board games berbasis teater kondobuleng.
Menurut Asia Ramli Prapanca kegiatan ini merupakan salah satu cara mentransmisikan nilai pendidikan.
"Salah satu cara efektif dalam mentransmisikan nilai pendidikan dari teater rakyat kondobuleng melalui pelatihan, yang kami lakukan yaitu mengimplementasikan peristiwa teater dalam bentuk yang baru,” kata Ram.
Dosen seni Andi Taslim Saputra melihat teater sebagai media untuk penguatan nilai tradisional.
"Teater rakyat kondobuleng menjadi media atau instrumen penguatan nilai ketradisionalan dalam artian pakem-pakem yang beridentitas kultur lokalitas,” kata Taslim.
Selain itu, dosen muda ini juga menilai siswa yang menjadi peserta kegiatan sangat antusias dan menikmati konsep yang baru ini.
"Siswa-siswa dengan sangat mudah menyerap adegan-adegan teater rakyat kondobuleng yang dieskpresikan melalui petunjuk yang ada di boardgame. Video dan kartu adegan,” ungkapnya.
Semetara dosen lain Khaeruddin, mengatakan kegiatan ini dirancang sedemikian rupa agar lebih interaktif bagi siswa.
Profil Mathius D Fakhiri dan Aryoko Rumaropen, Gubernur dan Wagub Papua Defenitif Dilantik Sore Ini |
![]() |
---|
30 Juta Batang Rokok Ilegal Beredar di Sulsel Hingga September 2025, Rugikan Negara Rp30 Miliar |
![]() |
---|
Akselerasi Kampus Berdampak, FEB Unismuh Dorong Pemberdayaan Berbasis Potensi Lokal |
![]() |
---|
Mengenal Fungsi SKHW BHP Makassar dalam Pengurusan Harta Warisan |
![]() |
---|
527 Gram Sabu Dimusnahkan Kejari Palopo Hasil Pengungkapan 12 Kasus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.