Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Politisi Golkar Sebut Urusan Maccaleg Tidak Ada Salahnya Melibatkan Istri dan Anak, Ini Alasannya

Hal itu diungkap Pengurus Partai Golkar Sulsel, Muhammad Natsir melalui program Ngobrol Virtual di Studio Tribun Timur, Selasa (13/6/23).

Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Muhammad Natsir 

TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR -  Tidak ada salahnya jika melibatkan suami,istri dan anak ikut dalam dunia politik.

Hal itu diungkap Pengurus Partai Golkar Sulsel, Muhammad Natsir melalui program Ngobrol Virtual di Studio Tribun Timur, Selasa (13/6/23).

Bahkan, di Partai Golkar pihaknya membuat aturan internal terkait keluarga yang ingin berjuang bersama dalam suatu konteks politik.

"Kami ada aturan yang jelas, selama mereka memenuhi unsur kaderisasi yakni mengabdi, tidak tercela, punya prestasi tentu kami masukkan ke dalam paket untuk dijual sebagai calon wakil rakyat," ucap Natsir.

Dikatakan, uji coba secara kapasitas, kapabilitas, moralitas, rekam jejak menjadi hal yang paling prioritas.

"Kalau bukan dari hal di atas, tentunya Partai politik akan membunuh diri mereka sendiri dalam ruang demokrasi," katanya.

Lebih lanjut, jika berbicara etika terkait hal tersebut banyak hal yang harus dilakukan dalam sistem rekruitmen dalam menjunjung nilai demokrasi.

"Jika menempatkan piramida keluarga dalam sebuah Partai, wajib hukumnya dilakukan filterisasi dan pendidikan politik secara berjenjang," lanjutnya.

Jadi, pada dasarnya kekuatan politik akan lahir dari cara kita menjaga dan menjalankan suatu sistem.

"Menjadi kekuatan tersendiri apabila dinasti dipertahankan karena akan mewarisi, melebarkan, dan memunculkan regenerasi untuk kekuatan yang lebih baru," jelasnya.

Seperti Tahun 2019, dimana Ketua Golkar saat itu adalah Nurdin Halid, bahkan anak, saudara ikut berkompetisi di beberapa dapil.

"Kenyataannya, ada yang tidak terpilih berarti mekanisme politiknya berjalan tidak sebagaimana mestinya, justru hal itu tidak secara mentah direspon para pemilih," tutur Natsir.

Olehnya itu, tidak ada batasan hubungan kekeluargaan dalam sebuah konteks politik. Tetapi memberikan ruang yang positif bagi mereka yang ingin berkarir dan memperjuangkan hak baik diri sendiri maupun orang lain.

"Kembalikan pada objeknya, di sisi lain masyarakat harus jeli dalam melihat unsur kekeluargaan dalam politik, apa benar mereka betul-betul memfilter sesuai keinginan dan kepentingan orang banyak atau malah lingkaran mereka sendiri," imbuhnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved